25 radar bogor

Proyek RSUD Diprediksi Molor, Kontraktor Terancam Denda Rp81 Juta Perhari

Blok 3 RSUD Kota Bogor
Pembangunan gedung baru RSUD Kota Bogor terus dikebut agar tepat waktu.
Blok 3 RSUD Kota Bogor
Pembangunan gedung baru RSUD Kota Bogor terus dikebut agar tepat waktu.

BOGOR-RADAR BOGOR, Proyek pembangunan gedung Blok 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor diprediksi bakal molor.

Pembangunan gedung yang menelan anggaran sebesar Rp 89 miliar itu seharusnya selesai pada 27 Desember mendatang. Atau terhitung 15 hari kedepan dari hari ini Kamis (12/12/2019).

Hal ini diungkapkan Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir. Ia membenarkan, jika kemungkinan keterlambatan cukup besar. Sebab, saat ini, progres baru mencapai 74 persen dengan deviasi 9 persen.

“Jadi memang kemungkinan kita coba kejar lagi dengan sisa waktu untuk bisa sesuai target. Tapi memang kemungkinan keterlambatan cukup besar,” ujarnya kepada Radar Bogor, Rabu (11/12/2019).

Kendati demikian, Chaidir mengaku telah mengantisipasi keterlambatan itu dengan memberikan surat peringatan kepada pelaksana.

Dia juga telah berkoordinasi dengan Inspektorat untuk melakukan audit serta TP4D. Rencananya, Kamis (12/1/2019) akan dilakukan rapat sebelum melayangkan surat teguran kepada pelaksana untuk mempercepat proses pekerjaannya.

“Nanti pelaksana membuat surat permohonan untuk penambahan waktu, dendanya Rp81 juta perhari, kalau 10 hari penambahan waktu maka Rp810 juta kurang lebih,” ungkapnya.

Chaidir mengakui upaya pihak pelaksana untuk mengejar target penyelesaian sudah dilakukan dengan menambah tenaga kerja, serta waktu kerjanya. Selain itu, gedung empat lantai itu juga sudah dikerjakan secara stimultan.

“Tapi saya lihat sudah serius dengan menambah main power sudah hampir 400 keatas, 24 jam mereka sudah kerjakan. Sekarang saya melihat progresnya setiap lantai stimultan, atap, plafon terus dikerjakan. Cuma lift masih dalam proses pemasangan,” bebernya.

Meski dikejar waktu, Chaidir menekankan kepada pelaksana untuk tetap bekerja sesuai kontrak dengan tidak melupakan kualitas bangunan. Dia tak ingin waktu yang mepet membuat pelaksana mengabaikan keselamatan.

“Kalau tidak kekejar waktunya yang penting safety nya, jangan sampai buru-buru kemudian kualitasnya kurang bagus, kita tidak ingin seperti itu,” pungkasnya. (gal/c)