25 radar bogor

Pasar Modal Buka Peluang Perusahaan Rintisan Tawarkan Sama ke Publik

JAKARTA-RADAR BOGOR,Mencari dana publik lewat penawaran perdana saham dari pasar modal semakin diminati banyak perusahaan rintisan (startup). Hanya saja, tidak setiap perusahaan rintisan memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan kepercayaan investor dan mengantongi dana segar melalui initial public offering (IPO).

Kalangan analis menilai tantangan yang dihadapi sangat besar khususya bagi perusahaan start up, namun akan menjadi peluang bagi yang memiliki model bisnis yang menjanjikan. Apalagi bisnis yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini atau bisa dikatakan model bisnis kekinian untuk milenial.

Direktur Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, saat ini otoritas bursa membuka pintu selebar-lebarnya untuk berbagai perusahaan, termasuk perusahaan start up, dalam mendapatkan dana segar melalui IPO di bursa efek. Namun perusahaan tersebut tentu harus memenuhi perysaratan yang telah ditentukan oleh otoritas bursa. Dan untuk memenuhi persyaratan tersebut tentu membutuhkan biaya.

”Biasanya jika go public maka laporan keuangan harus diaudit, menunjuk notaris, lalu konsultan hukum, dan menyiapkan dokumen tentang prosedur pendaftaran hingga underwriter. Ini tentu jadi masalah bagi perusahaan tertentu, karena biayanya yang lumayan tinggi untuk melakukan go public,” katanya mengenai peluang perusahaan rintisan melepas saham ke pasar modal, Kamis (12/12).

Hans mencontohkan bagi perusahaan yang ukurannya start up kecil dengan nilai Rp 10 miliar dan start up yang ukurannya relatif besar dengan nilai Rp 300 miliar, kerjanya sama namun pendanaan yang didapatkan bisa berbeda. “Ini adalah challenge. Dan kita harus memahami banyaknya aturan yang ada akan menghalangi start up kecil untuk go public,” katanya.

Meski demikian, Hans melihat perusahaan start up kecil kedepannya dapat sukses dilihat dari bisnis yang dijalankannya. Contohnya saja start up bidang properti co-living seperti PT Hoppor International (Kamar Keluarga) yang trennya mengalami perkembangan yang pesat. Dimana kaum milenial lebih senang berwisata atau menggali pengalaman sehingga membutuhkan tempat tinggal sementara. Begitu juga saat mereka memilih rumah yang kecil dan efisien hanya untuk sekedar kebutuhan tempat tinggal keluarga kecilnya.

“Inovasi perusahaan start up ini bagus artinya harus kita cerna dan lihat sustainability-nya dan juga demand-nya. Masih sangat rasional kalau perusahaan start up sektor ini listing dan melantai di bursa karena demand dan tren hunian menuju ke arah sana,” terang Hans.

Masuknya PT Hoppor International dalam daftar 17 perusahaan yang akan menggelar IPO di Bursa Efek Indonesia memberikan warna baru bagi para investor.

CEO Kamar Keluarga Charles Kwok menerangkan saat ini pihaknya memiliki lima pilar bisnis yang menjangkau kebutuhan investor. Pertama yaitu pilar bisnis KK Operator, yang focus pada bisnis penyewaan tempat tinggal bagi kaum pekerja milenial. Lalu yang kedua yaitu pilar bisnis KK Development, yang menyasar kaum milenial yang ingin memiliki hunian sendiri dengan harga terjangkau.

“Tiga pilar bisnis lainnya memenuhi kebutuhan pasar yang ingin berinvestasi dengan menjadi mitra kami yakni KK BOT (build operate transfer), KK Aset, dan KK Vertikal yang dapat membantu para mitra untuk mencari, membangun dan mengelola properti yang dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar,” kata Charles.(JPS)