25 radar bogor

Bima Arya : Pasar di Kota Bogor Menjadi Pusat Ekonomi

Pasar-Kota-Bogor
diskusi panel “Sinergi Menuju Penerapan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat Guna Meningkatkan Daya Saing Pasar Rakyat” di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (4/12/2019).
Pasar-Kota-Bogor
diskusi panel “Sinergi Menuju Penerapan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat Guna Meningkatkan Daya Saing Pasar Rakyat” di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (4/12/2019).

BOGOR-RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, dalam kurun 6 tahun terakhir Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berikhtiar mengangkat pasar-pasar di Kota Bogor dari tempat mencari nafkah menjadi pusat ekonomi.

“Selama ini penataan dilakukan melalui skenario yang diimbangi antisipasi tempat untuk relokasi. Artinya, menyelaraskan semua kepentingan dan menempatkan kepentingan publik diatas segalanya,” katanya saat diskusi panel “Sinergi Menuju Penerapan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat Guna Meningkatkan Daya Saing Pasar Rakyat” di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (4/12/2019).

Menurut Wali Kota, diperlukan peran semua pihak, karena kuncinya adalah kolaborasi, koordinasi dan juga perencanaan yang matang yang tidak kalah penting, sehingga nantinya pasar di Kota Bogor meningkat dari tempat mencari nafkah menjadi pusat ekonomi.

Bima Arya membagi pasar dalam empat tingkatan, yakni pasar sebagai tempat mencari nafkah, pusat ekonomi, tempat wisata dan pusat peradaban. Sebagai tempat mencari nafkah merupakan tingkatan yang paling bawah. Sebab, semua berkumpul karena pasar adalah tempat yang paling ‘basah’ dan sebagian besar pasar di Indonesia ada pada tingkatan ini.

Pasar sebagai pusat ekonomi atau pusat perdagangan. Perbedaan dengan yang pertama adalah terjadi transaksi ekonomi yang murni dan legal sesuai aturan hingga demikian dengan segala sesuatunya.

Tingkatan ketiga, pasar sebagai tempat wisata. Yang bisa dijadikan sebagai ukurannya adalah komposisi pengunjung yang bukan didominasi warga lokal, tetapi ada turis, ukuran utama lainnya adalah lokal karakter yang terasa kuat dan semuanya sudah tertib.

“Tingkatan yang paling tinggi adalah pasar sebagai pusat peradaban. Pengunjung yang datang bukan sekedar karena basic needs (kebutuhan dasar), namun mencari hal lain diluar basic needs yang sifatnya langka, contohnya sunday market di eropa,” sebut Bima.

Dia mengakui tidaklah mudah untuk mengubah pasar dari level pertama ke level berikutnya, tetapi bukan berarti tidak bisa. Beberapa alasannya, masih adanya kepentingan lain di atas kepentingan publik.

Merespon penghargaan yang disebutkan perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat atas komitmen Pemkot Bogor terhadap pasar, Bima Arya berharap majunya pengelolaan pasar Kota Bogor bukan sebatas komitmen, tetapi juga aksi.

“Jadi, tidak hanya dalam tataran konsep juga implementasinya,” jelasnya.

Hadir perwakilan beberapa pemerintah daerah dan perwakilan pemerintah pusat maupun pihak swasta selaku narasumber. (Humpro:rabas/indra/magang-SZ)