25 radar bogor

Sekolah Bisnis IPB Gelar Konfrensi International 1st ASEAN Business Engineering & Technology Symposium (ABEATS) 2019 Menggandeng Universitas Luar Negeri

Sekolah Bisnis IPB Gelar Konfrensi International 1st ASEAN Business Engineering & Technology Symposium (ABEATS) 2019 Menggandeng Universitas Luar Negeri
Sekolah Bisnis IPB Gelar Konfrensi International 1st ASEAN Business Engineering & Technology Symposium (ABEATS) 2019 Menggandeng Universitas Luar Negeri

BOGOR-RADAR BOGOR,Sekolah Bisnis IPB menggandeng Universitas Luar Negeri sebagai partner, yaitu Universiti Sains Malaysia, Universiti Teknologi Mara Malaysia dan University of Glasgow dalam rangka penyelenggaraan konferensi internasional “1st ASEAN Business Engineering & Technology Symposium (ABEATS) 2019” di IPB International Convention Center Bogor, Indonesia.

Topik utama yang diusung dalam konferensi internasional ini yaitu “ASEAN Business Beyond Industrial Revolution : Opportunities and Challenges” dengan menyajikan berbagai hasil penelitian dengan lingkup topik yang terdiri atas 1) Processing, Engineering, and Applications; 2) Environment and Energy; serta 3) Multidisciplinary seperti Decision support system (DSS) & artificial intelligence (AI); Ergonomics; Industrial management; Operation research; Production system; Quality engineering & management; Supply chain management dan Entrepreneurship/Technopreneurship.

Acara symposium ini juga sekaligus menyaksikan penandatangan MoU kerjasama antara IPB University dengan PT Global Digital Prima (GDP) Venture yang meliputi pendidikan, terutama seminar, lokakarya, dan magang; Penelitian dan pengembangan; Pengabdian kepada masyarakat; dan Pengembangan inovasi dan bisnis berbasis internet. GDP Venture merupakan perusahaan pengembang usaha, yang berfokus pada komunitas digital, media, perdagangan, dan perusahaan solusi di industri internet konsumen Indonesia. Perusahaan yang dibawah GDP venture antara lain bibli.com; tiket.com; gojek; kumparan; dll.

Dalam sambutannya Rektor IPB Prof Arif Satria menyampaikan bahwa Simposium ini merupakan wadah pertemuan untuk menghubungkan dan memutakhirkan hasil-hasil penelitian di kalangan mahasiswa, pakar dan ilmuwan bisnis, engineering and technology, praktisi dan pemerintah di kawasan Asia Tenggara. Pada era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pengembangan artificial intelligence (AI), pengembangan robot, teknologi informasi & sistem manajemen, bio-teknologi, big data, dan Internet of Things (IoT) diperlukan konektivitas negara-negara anggota ASEAN untuk mengintegrasikan kawasan ini ke dalam ekonomi global dalam rangka menciptakan pertumbuhan inklusif di era VUCA. IPB University memilih untuk meningkatkan kapasitas di era disrupsi dengan menciptakan nilai-nilai bagi kesejahteraan bangsa.

Oleh karena itu kami mencurahkan upaya, membangun komitmen dan merumuskan konsep yang kami sebut sebagai Agro-Maritime 4.0 sebagai kerangka dasar. Konsep ini juga dapat ditingkatkan dari tingkat nasional (Indonesia) ke regional (ASEAN), ujar Prof Arif Satria.

Pada kesempatan ini Dekan Sekolah Bisnis IPB (SB IPB) mengemukakan dalam sambutannya bahwa Simposium pertama ASEAN Business Engineering and Technology (ABEATS) dapat menjadi tonggak sejarah untuk berkolaborasi lebih baik di masa yang akan datang diantara universitas berbagai negara ASEAN.

Kami berharap bahwa simposium ABEATS akan diadakan setiap tahun dengan mendorong kolaborasi antara universitas, praktisi, dan pemerintah di seluruh dunia, khususnya ASEAN, sehingga dapat membangun jaringan global dalam menyebarkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan, ujar Prof Noer Azam Achsani selaku Dekan SB IPB.

Simposium ini menghadirkan para pembicara yaitu pertama, Martin B. Hartono CEO PT Global Digital Prima (GDP) Venture, pengembang usaha, yang berfokus pada komunitas digital, media, perdagangan, dan perusahaan solusi di industri internet konsumen Indonesia. Topik yang diangkat terkait “Investing in Culture”. Pembicara kedua, Rajesh Purushothaman, Managing Director, Asia-Pacific,National Instruments,
Penang dengan topik: “Megatrends Driving Industry 4.0”, sementara pembicara ketiga yaitu On Lee, Chief Technology Officer CTO of GDP Venture terkait materi “How Do We Prevent Technology From Doing To Us What Cars Did To Horses?”.

Acara ini dimoderatori oleh Dr Idqan Fahmi selaku ketua symposium acara ini sekaligus wakil dekan akademik dan kemahasiswaan SB IPB serta Dr. Salmi Mohd. Isa, Deputy Dean Academic, Career and International of Gradutae School of Business USM Malaysia.

Dalam paparannya CEO GDP Venture, Martin Hartono menekankan bahwa Inovasi teknologi selalu berkembang dan semakin cepat setiap tahunnya. Tetapi jangan memperlakukan suatu inovasi itu sudah 100 persen benar karena dengan begitu tidak ada lagi ruang untuk improvement. Anggap saja 80 persennya akan meningkatkan produktivitas kita saat ini tetapi 20 persennya masih perlu improvement yang terus menerus, ujar, Martin.

Beliau juga menambahkan bahwa never feel secure merupakan driving force bagi dirinya dan keluarganya yang telah masuk ke generasi ketujuh tetap bertahan di dunia bisnis.

Sementara, Rajesh Purushothaman Managing Director, Asia-Pacific,National Instruments, Penang tegas menyatakan bahwa industri dalam menghadapi era megatrends 4.0 dengan ditandai konvergensi ke arah smart mobility, industrial internet of things dan electric and connected vehicles salah satu solusinya yaitu dengan kolaborasi antara akademisi dan universitas dengan industri untuk mencapai sustainaibility business.

Pembicara On Lee, Chief Technology Officer CTO of GDP Venture menyebutkan “teknologi menciptakan kesempatan bisnis baru, sehingga dimasa yang akan datang, salah satu syarat baru dari tenaga kerja adalah kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah mereka, dan mengoptimalkan produktivitas. Pekerja juga harus mampu untuk berpikir secara global untuk mendapatkan teknologi yang inovasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan lokal”, ujar On Lee. (*)