25 radar bogor

Ini Cara Mahasiswa IPB University Berorganisasi Sekaligus Menjaga Lingkungan

BOGOR-RADAR BOGOR,Isu lingkungan kini tengah menjadi topik yang hangat diperbincangkan, bahkan telah menjadi isu internasional. Himpunan Mahasiswa Resource and Environmental Economics Student Association (Himpro RESSA), Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), IPB University merupakan salah satu himpunan yang bergerak di bidang lingkungan.

“Isu lingkungan itu sesuai dengan ilmu studi kita, Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan (ESL) sudah sepatutnya kita memberikan contoh dan aksi nyata kepada masyarakat serta mahasiswa bagaimana meningkatkan perekonomian dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan. Jadi, dengan bergabungnya saya di Himpro REESA ini, bukan hanya sekedar berorganisasi dan aplikasikan ilmu studi, namun juga untuk menjaga lingkungan,” ujar Zakky Muhammad Noor, Ketua Himpro RESSA tahun 2018/2019.

Terdapat beberapa program aksi lingkungan yang dilakukan REESA. Diantaranya adalah Greenbase, Hey Tayo, serta penggagasan asosiasi mahasiswa lingkungan dalam ruang lingkup internasional. Greenbase ialah sebuah kegiatan dengan rencana strategis (renstra) dalam jangka waktu lima tahun di Desa Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Menurut penuturan Zakky, dibuatnya renstra berlandaskan pengamatan bahwa aksi lingkungan yang biasa dilakukan kurang efektif dan tenggat waktunya tidak lama.

“Kita putuskan untuk lebih fokus pada satu tempat dengan tujuan aksi lingkungan dan pengkajian. Kita ingin mensejahterakan masyarakat di sana, karena kita melihat kondisi perekonomian dan lingkungannya cukup memprihatinkan. Kita coba tingkatkan keadaan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” tambahnya.

Program kedua ialah Hey Tayo (Hey Tukar Sampah Ayo!), merupakan program menukar sampah anorganik dengan makanan. Selain itu, kegiatan ini juga mensosialisasikan budaya memilah sampah sejak dari sumbernya. Penanaman budaya sampah dilakukan karena dilatar belakangi besarnya biaya dan waktu yang diperlukan ketika pengolahan sampah berada di tahap pemilahan sampah. Program ini merupakan program kerja sama antara Himpro REESA dengan Departemen ESL dan organisasi mahasiswa lainnya.

“Programnya rutinan setiap hari Rabu. Kita membuka pojok donasi sampah dan di program ini kita memang ingin menciptakan budaya memilah sampah. Kalau sampah sudah dipilah di awal, bisa menghemat biaya cukup besar dan menjadi nilai ekonomi tersendiri,” ujar Zakky.

Program ketiga ialah mengagas asosiasi mahasiswa lingkungan dalam ruang lingkup internasional. Gagasan tersebut diutarakan dalam acara Reecreational. Yaitu studi banding eksternal luar negeri oleh Himpro REESA di Singapura dan Malaysia sebagai negara tujuan.
Awal dari pembentukan asosiasi ini adalah bekerja sama secara bilateral dengan Himpunan Mahasiswa Studi Lingkungan (FESSA), Fakultas Studi Lingkungan, Universitas Putra Malaysia (UPM). Pembentukan asosiasi ini sebagai wadah bagi mahasiswa untuk berkolaborasi mengatasi masalah lingkungan secara komprehensif.

“Kami perhatikan bahwa belum adanya perkumpulan mahasiswa dari fakultas lingkungan atau departemen lingkungan yang bersatu menjadi sebuah asosiasi dalam ranah internasional. Maka dari itu, REESA menginisiasi hal tersebut. Kami berpikir bahwa isu-isu lingkungan juga harus dikawal dari sisi mahasiswa yang nantinya akan mengimplementasikan ilmu tentang lingkungan dan ilmu turunannya terhadap realita yang ada,” tutur Zakky.

Dengan adanya beberapa program lingkungan yang dijalankan, Zakky berharap bahwa mahasiswa dan masyarakat menjadi lebih peduli dan tertarik untuk menjaga lingkungan.
“Menjaga lingkungan itu tidak melulu dimulai dari hal yang besar, bisa mulai dari hal yang kecil. Karena lingkungan telah menjadi tanggung jawab kita semua,” ujar Zakky. (KR/Zul)