25 radar bogor

Manajer Persebaya Berharap Laga Lawan Arema FC Ada Penonton

Aditya Nugraha sebagai kiper kelima dalam tim persebaya
Bonek terhalang pagar saat ingin menonton Persebaya berlaga di Stadion Batakan, Balikpapan.
Bonek terhalang pagar saat ingin menonton Persebaya berlaga di Stadion Batakan, Balikpapan.
Bonek terhalang pagar saat ingin menonton Persebaya berlaga di Stadion Batakan, Balikpapan.

RADAR BOGOR, Persebaya Surabaya sudah mendapat sanksi berat. Tidak boleh ada suporter dalam laga home maupun away hingga akhir musim. Itu merupakan buntut kerusuhan seusai laga kontra PSS Sleman di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (29/10).

Sejatinya, manajemen Persebaya sudah mengajukan banding. Surat keberatan itu dikirim sejak 4 November. Namun, sampai saat ini, belum ada jawaban dari pihak PSSI. ”Ini sudah dua pekan. Kami sempat komunikasi, katanya (banding) masih dipelajari. Mungkin mereka (PSSI) sibuk habis kongres kemarin,” kata Manajer Persebaya Candra Wahyudi.

Dalam banding tersebut, manajemen Green Force –julukan Persebaya– meminta keringanan hukuman. Yakni, mencabut sanksi larangan hukuman tanpa penonton. Bukan untuk semua laga. ”Kami berharap minimal di dua pertandingan terakhir diberi kesempatan main dengan penonton,” tambah Candra.

Dua laga home pamungkas memang cukup krusial bagi Green Force. Mereka akan menjamu Arema FC (12/12) dan Badak Lampung (22/12). Laga melawan Arema FC jelas sangat penting. Sebab, Persebaya butuh dukungan Bonek untuk bisa meraih kemenangan. Apalagi, pada putaran pertama lalu, Persebaya dibantai empat gol tanpa balas di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (15/8).

Candra berharap segera ada jawaban dari Komdis PSSI. Sebab, pihaknya sudah menunggu terlalu lama. Apalagi, laga kontra Arema FC tinggal tiga pekan. ”Kami minta supaya segera direspons. Karena Persebaya juga butuh kepastian atas banding yang kami ajukan,” tambahnya.

Dia berharap banding dua laga home terakhir dengan penonton dikabulkan. Soal sanksi lain, Candra menilai timnya layak mendapatkan hukuman. ”Kami tidak meminta penghapusan sanksi. Sebab, faktanya memang ada kerusuhan dan tindakan anarkistis dari suporter Persebaya. Tapi, kami berharap hukuman tak seberat itu,” timpalnya.

Jika banding tak dikabulkan, kemungkinan Persebaya akan menjadi tim musafir. ”Kalau tanpa penonton home-away sampai akhir musim, berarti tidak ada kesempatan bagi Persebaya untuk main di Surabaya lagi,” tambahnya.

Solusinya, Stadion Batakan, Balikpapan, menjadi opsi utama bagi Green Force untuk menggelar laga home. Itu sudah dilakukan kala Persebaya menjamu PSM Makassar (14/11). Dalam laga itu, Persebaya menang dengan skor 3-2.

(JPG)