25 radar bogor

Dipenuh Sampah Bambu, Kali Cikeas Dibersihkan Pakai Kapal dari Jerman

Kondisi Kali Cikeas yang dipenuhi sampah bambu.
Kondisi Kali Cikeas yang dipenuhi sampah bambu.
Kondisi Kali Cikeas yang dipenuhi sampah bambu.
Kondisi Kali Cikeas yang dipenuhi sampah bambu.

CIKEAS-RADAR BOGOR, Lembaga Waste4Change berkolaborasi dengan perusahaan swasta pengelolaan sampah asal Jerman, GreenCycle-Schwarz Group dan non profit One Earth One Ocean, memberikan tiga kapal pembersih Kali Cikeas.

Rencananya, penggunaan kapal pembersih SeeHamster akan mulai beroperasi di Kali Bekasi yang merupakan gabungan dari Kali Cikeas dan juga dari Bogor.

Melalui Wakil Walikota Bekasi, Tri Adianto menerima kapal tersebut, mengatakan bahwa dengan adanya kapal ini dapat mempercepat pengerjaan serta poin yang paling penting adalah bagaimana caranya mengolah sampah-sampah plastik yang nantinya akan diangkat.

“Kapal ini akan kita gunakan untuk mengambil sampah yang ada di sungai. Sementara ini, Kota Bekasi memproduksi sampah hampir 1800 ton per harinya. Kemampuan pemerintah daerah untuk mengangkut dan mengolah hanya mencapai sekitar 1000 ton. Beberapa sungai sudah kita tetapkan stasiun-stasiunnya, juga koordinasi dengan bank sampah,” jelas Tri Adianto dalam keterangan tertulis.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, IPTEK dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin mengatakan kapal-kapal tersebut,rencananya akan beroperasi minggu depan.

Untuk saat ini kapal masih diimpor dari Negara Jerman, namun Deputi Safri berharap secepatnya Indonesia mampu membuat kapal serupa dalam membersihkan sampah khususnya di sungai.

“Kita butuh tentu bukan hanya satu atau dua, masih kita butuh ratusan. Kita punya sungai kurang lebih 4000 sungai cukup besar, 400 diantaranya sungai besar. Tinggal sekarang bagaimana kita fokus, sungai mana yang kira-kira memberikan kontribusi sampah besar. Tapi sampah itu bukan hanya mencemari sungai, tapi kita harus merubah mindset masyarakat yang ada di hulu,” ungkap Deputi Safri.

Lebih lanjut, Deputi Safri menyebutkan bahwa negara Indonesia dianggap sebagai negara dengan laut yang kotor 80% berasal dari sungai. Harapannya, dengan upaya yang dilakukan dapat membantu untuk mengurangi sampah sebesar 70% di tahun 2024 sesuai dengan yang ditargetkan.

Dalam pengurangan sampah ini juga, dia menegaskan bahwa jikalau hanya melakukan pembersihan tanpa merubah mindset, masalah sampah ini tidak akan ada habisnya.

“Kami sekarang lagi menghitung kebutuhan antara alat kapal seperti ini berapa kita butuhkan untuk di seluruh Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Kita berusaha kapal ini akan kita diproduksi di Indonesia, sehingga Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) nya bisa lebih besar dari angka impornya juga diharapkan dengan dibuat Indonesia bisa lebih murah lagi nantinya,” pungkas Deputi Safri.(ipe)