25 radar bogor

Ingin Indonesia Diuntungkan, Ini Pesan Ibas ke Menteri Perdagangan

Edhie Baskoro Yudhoyono
Edhie Baskoro Yudhoyono
Edhie Baskoro Yudhoyono
Edhie Baskoro Yudhoyono

JAKARTA-RADAR BOGOR, Anggota Komisi VI DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono ingin Indonesia lebih banyak diuntungkan dalam persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif perdagangan internasional, bukan sebaliknya. Ia berharap Kementerian Perdagangan bisa memastikan Indonesia unggul dalam perjanjian ini.

“Pastikan betul proyeksi yang sudah dipikirkan benar-benar mengena bagi Indonesia,” papar Ibas, Rabu (20/11).

Ibas memaparkan, hal tersebut telah disampaikannya dalam Rapat Perdana Komisi VI DPR RI dengan Kementerian Perdagangan dalam rapat, Senin (18/11).

Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini‎ menjelaskan, rapat tersebut digelar untuk membahas rencana pengesahan persetujuan kemitraan ekonomi kompherensif antara Republik Indonesia dan Negara-Negara EFTA, persetujuan ASEAN tentang perdagangan melalui sistem elektronik dan persetujuan kemitraan ekonomi kompherensif Indonesia- Australia CEPA.

Ibas menuturkan, fokus Indonesia saat ini adalah investasi dan ekspor seperti yang sering dikatakan oleh Presiden Joko Widodo. Namun, ia menyayangkan kinerja ekspor Indonesia turun selama hampir satu tahun terakhir.

“BPS mencatat nilai ekspor indonesia Agustus 2019 adalah USD 14,28 miliar. Turun 9,99 secara year-on-year,” terangnya.

Perjanjian dagang ini diharapkan dapat menstimulasi ekspor Indonesia agar lebih meningkat. “Untuk itulah, maka Grand Design melalui Road map Kementerian Perdagangan harus berkomitmen memastikan hasil konsensus ini harus nyata keuntungannya bagi Indonesia,” katanya.

Ibas tidak mau Indonesia hanya dibanjiri produk luar negeri sehingga produsen lokal menjadi sulit berkompetisi karena kalah dari segi kualitas dan kuantitas. “Pemerintah harus terus berikhtiar untuk menawarkan dan mempromosikan hasil dari pengusaha dalam negeri dengan kualitas yang baik, harga yang tepat, dan tentunya dengan delivery yang cepat,” katanya.

Ibas menambahkan bahwa regulasi pemerintah dalam memberikan kelonggaran bagi negara lain harus disiasati dengan strategi memproteksi pengusaha lokal dan memberikan kelonggaran bagi pengusaha-pengusaha yang ada di dalam negeri. Sehingga, pengusaha yang melakukan ekspor juga dapat bersaing.

“Transfer teknologi juga harus nyata bagi Indonesia agar memiliki kemampuan untuk bersaing. Ibarat bermain anggar, the best defense is a good offense. Maka dalam halnya perdagangan, kita harus melakukan serangan yang baik dengan strategi meningkatkan ekspor secara maksimal,” pungkasnya.

(JPG)