25 radar bogor

Gurihnya Bisnis Singkong Raksasa, Keuntungannya Bisa Sampai Rp 20 Juta

Singkong jenis roti yang berukuran raksasa hasil budi daya petani Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten.
Singkong jenis roti yang berukuran raksasa hasil budi daya petani Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten.
Singkong jenis roti yang berukuran raksasa hasil budi daya petani Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten.
Singkong jenis roti yang berukuran raksasa hasil budi daya petani Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten.

BANTEN-RADAR BOGOR, Singkong jenis roti yang berukuran raksasa hasil budi daya petani, Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak, Banten menjadi primadona karena selalu dipadati pengunjung pameran pekan Lebak yang berlangsung 18 sampai 26 November 2019 di Sampay, Kecamatan Warunggunung.

“Semua pengunjung datang ke stand ini, karena tertarik melihat singkong raksasa itu,” kata Rahmat, Camat Gunungkencana Kabupaten Lebak di Lebak, dilansir dari Antara, Rabu (20/11).

Kebanyakan pengunjung itu berkeinginan untuk mengembangkan pertanian ubi kayu dan mereka akan belajar ke petani Gunungkencana. Sebab, menurut informasi singkon ini mampu panen sekitar belasan kilogram setiap batangnya dan mampu mendatangkan keuntungan sampai Rp 20 juta lebih per hektare.

Selama ini, produksi singkong di Gunungkencana menjadikan andalan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan ribuan lahan hektare lahan milik Perum Perhutani. Mereka para petani itu menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pertanian singkong.

“Kami mendorong petani dapat membudidayakan singkong raksasa itu,” katanya.

Menurut dia, singkong raksasa itu jenis singkong roti dan bisa dipanen selama 12 bulan dan dipasarkan ke sejumlah perajin makanan olahan juga keripik singkong serta ke pengusaha kuliner karena bisa dibuat misro, bolu singkong dan getuk lindri.

“Sebagian besar warganya itu petani singkong dan pendapatan mereka cukup lumayan karena mencapai puluhan juta rupiah per hektare,” ujarnya.

Samsuri, seorang petani Gunungkencana mengatakan dirinya mengembangkan ubi kayu raksasa dengan menggali lubang dengan kedalaman 70 sentimeter dan jarak tanam dengan pohon singkong lain 1,5 meter.

“Kami cukup terbantu ekonomi keluarga jika panen bisa menghasilkan keuntungan Rp 20 juta/hektare,” katanya.

(JPG)