CIGUDEG–RADAR BOGOR,Warga Bogor Barat mengeluhkan keberadaan truk tambang yang melintas di Kecamatan Jasinga hingga Kecamatan Dramaga.
Selain membuat jalanan rusak, truk tambang tak jarang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Banyaknya truk tambang yang melintasi Kecamatan Jasinga tak terlepas dari adanya penolakan yang dilakukan warga Rumpin.
’’Volume dump truck yang melintas jalan provinsi (Bogor Barat) semakin banyak sejak beberapa bulan ke belakang. Bahkan, pada jam kerja produktif sejak pagi sampai malam truk tersebut tidak berhenti lewat,” kata salah satu Pengurus dan Dosen STKIP Muhammadiyah, Naufal Ramadian kepada Radar Bogor, kemarin.
Naufal juga mengatakan bahwa tak hanya mengganggu warga sekitar, namun sering kali banyak korban kecelakaan akibat terlindas truk tambang maupun tertabrak. Tentunya, kondisi ini perlu solusi dari Pemkab Bogor.
’’Protes masyarakat sudah banyak disuarakan baik via media sosial oleh warganet, maupun oleh person atau organisasi dalam forum publik. Bahkan ada yang berinisiatif beraudiensi dengan pimpinan DPRD Kabupaten Bogor,” kata Naufal.
Lebih lanjut ia menuturkan, masyarakat Kabupaten Bogor sebenarnya tidak anti-pembangunan atau investasi kepada pengusaha galian asalkan mematuhi aturan yang berlaku, salah satunya jam tayang opersional.
’’Tak hanya warga biasa, semua elemen menjadi waswas akibat banyaknya truk tambang melintas di Bogor Barat. Jika ini dibiarkan seluruh pemangku bisa digugat oleh masyarakat karena dianggap melakukan pembiaran,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur DEEP, Yusfitriadi menjelaskan, sikap yang disampaikan warga Bogor Barat harus dicarikan solusi terbaik. Bukan hanya soal polusi melainkan jumlah kecelakaan semakin meningkat.
’’Saya melihatnya dengan banyaknya truk besar yang menggunakan jalur utama di Bogor Barat sudah pada taraf meresahkan. Tak hanya pengguna jalan raya, tapi juga masyarakat yang sering melihat banyak kecelakaan,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, pihaknya menduga banyaknya kendaraan truk besar yang melintas di jalur utama Bogor-Jasinga yang tak mengenal batas waktu. Selain menimbukan banyaknya kecelakaan, juga membuat jalur lalu lintas menjadi padat merayap.
’’Kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Maka, Bupati Bogor melalui Dinas Perhubungan tidak bisa menutup mata dengan kondisi ini, ketika dibiarkan maka bukan tidak mungkin akan terus bertambah,” tutupnya.(nal/c)