25 radar bogor

Jejak Sastra Ina, Mahasiswi IPB University Asal Gowa, Sulawesi Selatan

BOGOR-RADAR BOGOR, Nur Mustaina atau akrab dipanggil Ina merupakan penulis inspiratif dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Mahasiswi IPB University itu lahir pada 01 April 2001 dari pasangan Bapak Mursalim dan Ibu Saintang.

Anak pertama dari tiga bersaudara tersebut telah menyelesaikan masa Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Gowa pada tahun 2018. Kecintaannya pada sastra membuatnya aktif menulis sejak duduk di bangku SMA hingga sekarang. Hobi tersebut bermula ketika ia bergabung dalam Komunitas Penulis Kreatif dan Inspiratif Kabupaten Gowa (KOMPERATIF GOWA). Berkali-kali ia mengikuti lomba menulis puisi di ajang nasional dan mendapat penghargaan dalam bentuk buku antologi. Ia pun aktif mengikuti berbagai perlombaan essai dan karya tulis nasional, untuk mengasah kemampuan menulisnya.

Kepiawaiannya menorehkan kata-kata dalam bentuk puisi mengantarkannya pada level penulis pemula yang memiliki karya nyata. Karyanya dalam bentuk antologi puisi kini telah terbit dan banyak menghibur pembaca.

Buku antologi puisi pertamanya berjudul “Diantara Jeda” terbit pada Mei 2018. Buku ini ditulis bersama dengan empat orang teman komunitasnya. Kemudian, buku keduanya terbit pada Juli 2018 dengan judul “Triologi Nusantara” yang mendapat penghargaan sebagai puisi favorit dari Lingkar Pena Indonesia.

Sebagai penulis pemula, ia berusaha memberikan semangat kepada generasi muda Indonesia bahwa dengan tulisan mampu mengukir dan mencetak sejarah dalam peradaban.

Hobi menulis, ternyata tidak menghalanginya untuk belajar pertanian. Saat ini, Ina tercatat sebagai mahasiswi Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University. “Ayah saya di rumah bekerja sebagai petani, sedangkan ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga,” ungkap gadis mungil itu.

Meski berada di tanah rantau yang jauh dari rumahnya, cita-citanya menjadi penulis inspiratif tidak goyah. Buktinya, ia akan menerbitkan buku antologi puisi ketiganya pada Februari 2020 mendatang dengan judul “Jemari Mungil yang Berbicara.”

“Kuliah itu sebuah kewajiban dalam menuntut ilmu, tetapi menulis adalah kebutuhan karena setiap kata yang kita torehkan adalah seni,” pungkasnya.

(Ars/RA)