25 radar bogor

Wacana Penghapusan Bahasa Inggris di SMP-SMA, Begini Respon Guru hingga Siswa

Ilustrasi Guru
Ilustrasi Guru
Ilustrasi Guru
Ilustrasi Guru

BOGOR-RADAR BOGOR, Wacana dihapusnya mata pelajaran (mapel) Bahasa Inggris untuk tingkat SMP dan SMA pada kurikulum selanjutnya, mengundang sorotan dari penggiat dunia pendidikan.

Kurikulum Bakal Berubah Lagi : Bahasa Inggris SMP-SMA Dihapus, SD 5 Mata Pelajaran

Mayoritas menolak wacana yang mencuat saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berdisksusi dengan sejumlah organisasi guru, beberapa waktu lalu itu.

Seperti yang dituturkan Bagian Kurikulum SMK Informatika Pesat Rusli. Ia sangat menyangkan jika mapel Bahasa Inggris benar-benar dihapuskan dari SMP dan SMA.

“Karena sampai saat ini kemampuan Bahasa Inggris siswa dan siswi masih kurang, baik ditingkat SMP maupun SMA itu sendiri.” kata Rusli kepada radarbogor.id

Hal senada diutarakan Lulu Ilmaknun seorang guru Bahasa Inggris di Kota Bogor. Ia sangat juga sangat menyayangkan jika Mapel Bahasa Inggris sampai dihapuskan dari SMP dan SMA.

Mengingat kata dia, sekarang ini zamannya globalisasi, jangan sampai generasi muda tanah air kalah bersaing dengan orang-orang asing.

“Karena kemampuan Bahasa Inggris mereka masih minim. Jadi harapan saya Bahasa Inggris jangan sampai dihapuskan,” ungkapnya.

Ia khawatir jika Bahasa Inggris ditingkat SMP dan SMA dihapuskan, juga akan berdampak ke para gurunya. “Tentu akan berdampak buruk kepada guru-guru Bahasa Inggris di Indonesia, mereka akan kehilangan perkerjaan,” katanya.

Tak hanya guru, para siswa juga menyangkan wacana penghapusan Mapel Bahasa Inggris di tingkat SMP-SMA itu.

Seperti yang sampaikan Syalia Rifdah, siswi kelas II salah satu SMK di Kota Bogor.

“Menurut saya pribadi seharusnya sih gak usah dihapus (Mapel Bahasa Inggris, red). Karena Bahasa Inggris adalah bahasa internasional, dipakai diseluruh dunia dan kegunaannya pasti sangat besar,” tutur Syalia.

Ia juga sepakat jika Mapel Bahasa Inggris dihapuskan akan berdampak negatif di masa depan.

“Karena kita jadi gak bisa bersaing dengan tenaga asing, dan tentunya kondisi itu juga akan membuat pengangguran semakin banyak,” pungkasnya. (hayyu)