BOGOR–RADAR BOGOR,Bertahun-tahun lamanya kondisi Jembatan Ledeng yang menghubungkan Kelurahan Gunung Batu Kecamatan Bogor Barat dengan Kelurahan Kebon Kelapa Kecamatan Bogor Tengah tak terawat.
Kondisinya terbilang cukup memprihatinkan. Kerangka jembatan peninggalan Belanda yang memiliki panjang sekitar 50 meter dengan lebar 2,5 meter hanya terbuat dari besi yang sudah berkarat. Hanya alas papan yang menahan beban ribuan warga yang setiap harinya melintas.
Jangankan upaya untuk membangun jembatan yang lebih layak. Perbaikan saja, berasal dari sumbangan warga dengan cara menaruh kotak amal di Jembatan Ledeng.
“Cat itu dari warga. Papan itu, pokoknya kalo ada (papan) yang bolong-bolong diganti sama warga,” kata Endang Adang (55) salah seorang warga Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat.
Endang mengatakan, Jembatan Ledeng pasti ramai dikunjungi saat hajatan politik, khususnya jelang pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan kepala daerah (pilkada). Mereka menjanjikan untuk melakukan pembangunan jembatan agar mendulang banyak suara.
Sayangnya, berkali-berkali janji itu tak pernah terwujud. Mereka hanya meramaikan momen kampanye tanpa menepati janji.
“Banyak yang menjanjikan untuk perbaikan apalagi dulu caleg-caleg tapi gak ada yang menepati,” katanya.
Endang menegaskan, warga sudah tak lagi punya harapan untuk membangun jembatan menggunakan beton. Menurutnya, janji pejabat hanya janji palsu. “Warga sini sudah gak ada harapan. Udah bosen! Udah capek. Pokoknya omdo (omong doang) semuanya,” kata Endang dengan suara yang meninggi.
Sementara itu, Plt. Camat Bogor Barat Wawan menuturkan, perbaikan Jembatan Ledeng sudah dianggarkan dalam APBD Perubahan 2019 untuk kegiatan perencanaan dan di tahun 2020 akan dilaksanakan pembangunan fisik oleh dinas PUPR. “Tahun depan akan dilaksanakan proses lelang setelah menunggu proses hibah dari PDAM Kabupaten Bogor ke Pemkot Bogor. Karena status Jembatan Ledeng milik PDAM Kabupaten Bogor, ada jaringan pipanya,” terang Wawan.
Saat ditanya soal perawatan Jembatan Ledeng, Wawan mengaku pihaknya tidak memiliki wewenang tersebut karena menjadi tupoksi dinas teknis. “Kami hanya sebatas menyampaikan laporan kepada dinas teknis untuk dapat ditindaklanjuti,” urainya.
Meski begitu, Wawan mengaku hingga saat ini belum ada keluhan yang sampai ke kecamatan soal mengkhawatirkannya kondisi Jembatan Ledeng. “Belum ada (keluhan, red) karena dari awal keluhannya sudah kami sampaikan ke dinas teknis, dengan hasilnya bahwa tahun 2020 akan segera dilakukan perbaikan oleh dinas PUPR, kami juga terus bersurat,” jelasnya.
Soal proses hibah Jembatan Ledeng, sambung Wawan, masih dalam proses di PDAM Kabupaten Bogor. Pihaknya sendiri belum mengetahui pasti proses hibah karena sudah berada di tatanan dinas PUPR.
“Untuk sementara kami hanya bisa berkoordinasi dengan dinas PUPR. Juga soal anggarannya, bisa ditanyakan langsung ke dinas PUPR,” paparnya.
Terpisah, Wali Kota Bima Arya membenarkan, adanya pengajuan pembangunan jembatan yang berada di aliran Sungai Cisadane itu. Bima mengatakan, pihaknya telah merespons pengajuan tersebut.
Bima menuturkan, telah meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, untuk menganggarkan pembangunan jembatan yang lebih layak.
“Jembatan Ledeng, Sungai Cisadane yang di bawah Pasar Gunung Batu itu, pada saat saya berkantor di Kelurahan Gunung Batu pernah diusulkan oleh warga,” ungkap Bima.
Pada waktu itu, kata Bima, Dinas PUPR Kota Bogor telah memasukkan anggaran sebesar Rp500 juta. Namun, dia mengatakan, jembatan tersebut merupakan aset PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.
Karena itu, pembangunan Jembatan Ledeng memerlukan koordinasi dengan PDAM Tirta Kahuripan. “Tetap tidak bisa dilaksanakan karena kemudian diketahui bahwa jembatan tersebut merupakan aset PDAM Kabupaten Bogor,” tandasnya. (wil/c)