25 radar bogor

Predikat Kota Layak Anak jadi Target, Pemkot Bogor Sasar Kelurahan

Predikat Kota Layak Anak jadi Target, Pemkot Bogor Sasar Kelurahan. (Nelvi/Radar Bogor)
Predikat Kota Layak Anak jadi Target, Pemkot Bogor Sasar Kelurahan. (Nelvi/Radar Bogor)

BOGOR-RADAR BOGOR,Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus meningkatkan pelayanan anak untuk meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) pada 2020. Salah satunya menyasar layanan anak mulai dari tingkat kelurahan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Bogor, Artiana Yanar Anggraini menuturkan, Kota Bogor sejak tahun 2017 terus meningkatkan predikat penghargaan kota dan kabupaten layak anak.

“Pada 2017 Kota Bogor berhasil meraih tingkat pratama, pada 2018 meningkat meraih tingkat madya dan bertahan 2019. Untuk 2020 kami ingin memperbaiki ke berpredikat nindya,” kata Artiana, di Balai Kota Bogor, kemarin (15/11).

Diungkapkan Artiana, untuk meraih predikat KLA sangat dibutuhkan sinergitas. Sinergitas itu
sangat penting karena akan menambah penilaian termasuk inovasi dan administrasi pendukung.

“Sinergitas harus ditingkatkan lagi. Kalau antar lembaga tidak sinergitas berarti tidak meningkat,” jelas Artiana.

Untuk itu, kata dia, pada tahun ini DPMPPA menyasar peningkatan pelayanan anak mulai dari tingkat kelurahan. Artiana melihat, sejauh ini pelayanan anak di 68 kelurahan Kota Bogor belum maksimal.

“Sudah ada beberpa keluruhan seperti di Kelurahan Curug, Bogor Barat atau Kelurahan Cimahpar, Bogor Utara. Di kelurahan itu, banyak program pelayanan anak yang diinisiasi mulai dari tingat RT/RW, seperti pembuatan arena permainan anak atau edukasi kepada para ibu,” paparnya.

Artiana menyebut, peran penyadaran layanan anak memang seharusnya dimulai dari tingkat paling rendah, berjenjang dari RT, RW hingga tingkat Kecamatan. Dengan demikian, kesadaran perlindungan anak dari kejahatan anak, kekerasan dalam rumah tangga bisa dihindari.

“Dan 18 hingga 21 November nanti DPMPPA secara khusus akan melakukan penilaian atau lomba ke instansi-instansi tak terkecuali media massa untuk mendukung KLA ini,” kata Artiana.

Penilaian ini, sambung Artiana, nantinya akan menjadi pedoman untuk melakukan percepatan menuju KLA. Indikatornya, kata Artiana, semisalnya dilihat dari fasilitas maupun program pendukung ramah anak.

“Contohnya adakah ruang laktasi atau fasilitas ramah difabel. Nah, nantinya instansi yang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan saat Hari Anak nanti,” tandasnya. (wil/c)