25 radar bogor

Waspadai Potensi Tidak Tepat Sasaran Penerima Kartu Prakerja

LUSTRASI KARTU PRAKERJA: Pelatihan penggunaan mesin bubut di BLK Balikpapan.
LUSTRASI KARTU PRAKERJA: Pelatihan penggunaan mesin bubut di BLK Balikpapan.
LUSTRASI KARTU PRAKERJA: Pelatihan penggunaan mesin bubut di BLK Balikpapan.
ILUSTRASI KARTU PRAKERJA: Pelatihan penggunaan mesin bubut di BLK Balikpapan.

RADAR BOGOR, Belum diluncurkan, program kartu prakerja sudah mendapat sorotan soal kemungkinan tidak tepatnya sasaran. Hal itu terkait dengan tidak adanya syarat khusus untuk menerima kartu prakerja.

Hanya disebutkan bahwa penerima kartu prakerja adalah warga negara Indonesia (WNI), berusia di atas 18 tahun, dan tidak sedang menempuh pendidikan formal. Dengan kata lain, mereka yang memiliki kemampuan finansial untuk meng-upgrade diri lewat beragam pelatihan juga bisa menikmati program tersebut.

Direktur Jenderal Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Bambang Satrio Lelono tidak memberikan banyak penjelasan mengenai hal tersebut. ’’Ya, itu saja persyaratannya,’’ ucapnya kemarin (13/11).

Begitu pula soal detail pelaksanaan program tersebut. Bambang hanya menyatakan bahwa pemerintah segera mengeluarkan peraturan presiden (perpres) sebagai acuan pelaksanaan kartu prakerja. Draf perpres saat ini sudah rampung dan tinggal menunggu paraf. ”Jadi, nggak lama lagi dikeluarkan,” ujarnya.

Longgarnya persyaratan bagi calon penerima kartu prakerja itu dikritik Direktur CORE Indonesia, Mohammad Faisal. Dia mengingatkan bahwa pemerintah harus berhati-hati. Jangan sampai salah sasaran. ”Harus ada rambu-rambu. Syarat mendapat bantuan ini apa? Segi kualitasnya atau di sisi lain mereka kurang mampu gitu,” ungkapnya.

Pemerintah juga harus memastikan program tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan. Mereka yang benar-benar ingin bekerja. Tidak hanya asal ingin ikut pelatihan. ”Jangan longgar. Kalau longgar, ujung-ujungnya penyerapan saja. Yang penting di akhir tahun anggaran terserap. Akhirnya, siapa saja bisa masuk. Tidak tepat sasaran,” tegasnya.

Praktisi pendidikan Indra Charismiadji juga menyoroti sejumlah potensi kendala atau masalah dalam pelaksanaan program kartu prakerja. Salah satunya, setelah mengikuti program pelatihan, para peserta tetap menjadi penganggur.

”Program ini harus dikawal betul. Jangan sampai jadi program buang-buang uang lagi,” katanya tadi malam.

(JPG)