25 radar bogor

Surya Paloh Bantah NasDem Kecewa Tak Dapat Kursi Jaksa Agung

Surya Paloh

JAKARTA – RADAR BOGOR,Partai NasDem belakangan ini melakukan beberapa manuver yang dinilai memanaskan suasana koalisi pemerintahan. Dimulai dari pertemuannya dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, hinggga pidato yang menyindir ada pihak-pihak yang sinis dan curiga atas pertemuan tersebut.

Terkait hal itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh membantah manuvertersebut atas dasar kekecewaan kepada Presiden Jokowi dalam pembentukan kabinet. Sebagaimana diketahui, pada kabinet Indonesia Maju, NasDem kehilangan kursi Jaksa Agung. Jokowi memilih memberikan kursi tertinggi di Korps Adhyaksa itu kepada profesional, ST Burhanuddin yang juga masih memiliki hubungan darah dengan politikus PDI Perjuangan TB Hasanuddin.

Nggak, nggak ada (kekecewaan). Tanya Bapak (Presiden), pasti nggak ada. Jujur, sejujur-jujurnya nggak ada. Nggak mungkinlah. Itu kalian harus yakin,” kata Surya Paloh di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11).

Surya Paloh menegaskan komitmennya akan tetap berada di pemerintahan hingga masa jabatan Jokowi-KH Ma’ruf Amin habis pada 2024 mendatang. Dia pun mendoakan agar Presiden mampu menjalankan pemerintahan di periode keduanya dengan sebaik mungkin.

Kita doakan semoga (Jokowi) tetap sehat, lakukan tugas-tugas yang begitu berat, agar roda administrasi pemerintahan bisa berjalan efektif, sehingga mengantarkan tujuan kemerdekaan yang ingin kita capai,” imbuhnya.

Sebaliknya, taipan perusahaan media tersebut juga menyakini Jokowi memberikan dukungan penuh terhadap keberadaan NasDem di pemerintahan. Hal itu tergambar dalam pidato Jokowi pada perayaan HUT ke-8 NasDem, Senin (11/11) malam WIB.

Presiden RI Pak Jokowi yang memang konsisten untuk terus dapat dukungan sepenuhnya, sepenuh hati, setulus hati, dan secara konsisten beliau memberikan kesempatan waktunya untuk memberikan semangat di HUT NasDem,” sebut Surya Paloh.

Sebelumnya, Surya Paloh dalam pidatonya di pembukaan Kongres II menyinggung terkait pertemuannya dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman. Menurut dia, saat ini mulai muncul intrik-intrik yang mengundang sinisme dan kecurigaan satu sama lain.

Surya menilai kondisi seperti itu tidak sehat dalam berbangsa dan bernegara. Ini bagian diskursus politik picik. “Hubungan rangkulan dan tali silahturahmi politik dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan,” kata Surya Paloh.

Bangsa ini sudah capek dengan segala intrik yang mengundang sinisme satu sama lain kecurigaan satu sama lain hingga kita berkunjung ke kawan, ini bangsa model apa seperti ini?,” imbuhnya saat itu.(JPS)