25 radar bogor

Sehatkah Pangan yang Anda Konsumsi?

Oleh : Yulianti

Mahasiswa S3 Ilmu Pangan IPB University
Dosen Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Gorontalo
Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan DPD Makassar

TAHUKAH anda bahwa makanan yang anda konsumsi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

Survei membuktikan jenis makanan yang paling banyak digemari saat ini adalah junk food. Kebiasaan mengkonsumsi junk food diketahui dapat memicu munculnya penyakit degenaratif, seperti hipertensi, diabetes militus, jantung koroner, stroke dan penyakit lainnya.

Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif kini semakin menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan. Menurut Riskesdas,prevalensi hipertensi naik dari 25,8 % pada 2013 menjadi 34,1 % pada 2018.

Prevalensi stroke naik dari 7 % di 2013 menjadi 10,9 % di 2018 dan prevalensi diabetes naik dari 6,9 % di 2013 menjadi 8,5 % di 2018.

Bahkan  WHO (Badan Kesehatan Dunia) memperkirakan lebih dari 50% kasus kematian pada tahun 2030 akan disebabkan oleh penyakit degeneratif.

Kondisi ini sungguh sangat ironi, karena pada kenyataannya penyakit tersebut sebenarnya berpotensi untuk dapat dicegah.

Pencegahan penyakit degeratif ini bisa dilakukan dengan meningkatkan konsumsi pangan secara khusus yang mengandung komponen bioaktif seperti antioksidan, dan mengurangi konsumsi lemak terutama pangan yang mengandung asam lemak jenuh tinggi seperti fast food.

Sehingga dalam memilih pangan harus memperhatikan ingredient atau komposisinya karena bisa saja pangan yang ada konsumsi secara tidak langsung mengandung lemak tinggi.

Anjuran asupan lemak berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Indonesia adalah 25% dari energi total artinya hanya sekitar 60 g/hari dan rekomendasi asupan lemak jenuh menurut American Heart Association (AHA) <10% energi total.

Satu porsi makanan cepat saji mengandung 28 g lemak (41,2%), dua buah gorengan mengandung 18,8 g lemak (28,1%), bahkan satu porsi nasi padang mengandung 25–30 g lemak (37-45%).

Kontribusi asupan lemak terbesar dari makanan gorengan sekitar 70% dari asupan asam lemak total (26,52%) dengan asam lemak jenuh sebesar 15,54%.

Misalnya anda mengkonsumsi satu porsi nasi padang di tambahkan dua gorengan dalam sekali makan berarti kebutuhan lemak dalam satu hari sudah terpenuhi, jika ditambahkan dari pangan lain yang mengandung lemak lagi, ini hanya dapat menyebabkan penimbunan lemak yang dampaknya akan menyebabkan penyakit.

Bukan berarti makanan tersebut tidak boleh dikonsumsi, namun diperlukan penyeimbang dan tidak berlebihan. Pencegahan penyakit degeneratif sangat erat kaitannya dengan asupan zat makanan dari bahan pangan.

Studi terkini menunjukkan bahwa beberapa produk pangan yang mengandung komponen bioaktif tertentu seperti asam amino, bioaktif peptida, bioaktifasam lemak, antioksidan, dan flavonoid terbukti dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit.

Kondisi ini yang kemudian memunculkan pengembangan produk pangan fungsional dan nutraceutikal, yaitu pangan yang memenuhi kebutuhan zat makanan, bermanfaat untuk mengurangi resiko penyakit, dan diterima secara organoleptik.

Pangan fungsional dan nutraceutikal ini regulasinya belum diatur secara jelas namun dapat dilihat bahwa pangan yang memberikan efek kesehatan adalah hal yang mutlak untuk dikembang terutama di Indonesia.

Hal ini dapat dilihat dengan dimulainya revolusi industri 4.0 yang secara tidak langsung akan mengubah gaya hidup khususnya pola makan masyarakat.

Sebagai seorang yang berkecimpung dibidang pangan, tantangan terbesar saat ini adalah menciptakan suatu produk pangan menyehatkan, bergizi, aman dan menarik secara sensori.

Pangan yang bila dikonsumsi mencukupi angka kecukupan gizi harian, tidak menimbulkan resiko baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (tidak mengandung zat berbahaya bagi tubuh), menarik untuk dikosumsi dalam hal citarasa, warna, aroma, tekstur dan atribut sensori lainnya dan yang paling penting memiliki fungsi preventif (perlindungan terhadap penyakit).

Industri pangan dan ahli teknologi pangan saat ini berusaha untuk menciptakan produk pangan yang didalamnya mengandung semua unsur (menyehatkan, bergizi, aman dan menarik secara sensori).

Hal ini terbukti dengan munculnya berbagai produk pangan yang diperkaya dengan komponen bioaktif seperti antioksidan yang dapat mencegah penyakit kanker, oksidasi lemak yang dapat membahayakan kesehatan.

Misalnya minum yang diperkaya dengan plant stanol ester(PSE) yang telah teruji klinis mampu menurunkan kadar kolesterol 7-10% dengan konsumsi rutin selama 2 minggu.

Walaupun mengkonsumsi produk pangan tersebut namun tidak dibarengi dengan pola makan sehat akan tetap berpengaruh terhadap kesehatan anda.

“Let food be thy medicine, and medicine be thy food” biarkan makanan menjadi obat dan obat menjadi makanan. Kenali bahan baku pangan yang anda konsumsi dan pintar-pintarlah dalam memilih pangan olahan dengan melihat label kemasan serta biasakan konsumsi pangan segar seperti buah-buahan karena tidak ada pangan yang aman 100%. (*)