25 radar bogor

Kurang Gizi, 5.000 Balita di Kota Bogor Menderita Stunting

Ilustrasi Stunting
Ilustrasi.
Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting

BOGOR–RADAR BOGOR, Sedikitnya, 5.000 dari 100.000 balita di Kota Bogor tercatat masih stunting atau gagal tumbuh.

Meski angka ini berada dibawah ambang batas Kementerian Kesehatan, yakni 30 persen, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang memiliki misi mewujudkan Kota Sehat terus berupaya menurunkan angka stunting.

Upaya penurunan dan pencegahan stunting diwujudkan dengan dikukuhkannya Bunda Peduli Stunting Sari Devianti Andayana atau yang biasa dipanggil Yantie Rachim, selaku Istri Wakil Wali Kota Dedie A Rachim, di Paseban Sri Bima, Balai Kota, Selasa (5/11/2019).

“Tanggung jawab semakin besar karena saya tidak hanya sekadar peduli tapi harus langsung bergerak,” ujar Yantie Rachim.

Yanti mengatakan, dirinya sudah memiliki tim yang bisa digerakkan untuk memulai pencegahan dan penurunan stunting di Kota Bogor.

Ia dan tim akan turun langsung ke lapangan mengedukasi masyarakat terutama ibu-ibu untuk peduli dengan asupan gizi anak-anaknya.

“Terjadinya stunting mungkin karena ketidaktahuan ibu dalam memberikan gizi makanan seimbang kepada anaknya. Terutama gizi bagi anak perempuan yang kelak akan menjadi ibu,” jelasnya.

Ia optimis akan bisa menurunkan angka stunting di Kota Bogor. Mengingat pada 2017 lalu angka stunting di Kota Bogor ada di angka 27 persen yang kemudian turun menjadi 5 persen di 2018.

Pasalnya, tim bunda peduli stunting ini akan lebih giat, fokus dan tepat sasaran dalam penyuluhan dan pembinaan ke masyarakat. “Tentunya kami akan dibantu dinas terkait dan tokoh masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah mengatakan, angka stunting 5 persen di 2018 ini di dapat dari hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) dengan sasaran 100.000 balita di Kota Bogor.

Stunting ini merupakan permasalahan kurang gizi pada balita yang membuat bayi pendek. Alias umur balita dibandingkan dengan tinggi badannya tidak sesuai. “Istilahnya bayi pendek karena perkembangan gizinya kurang maksimal,” katanya.

Ia menambahkan, stunting ini bisa dicegah sejak usia Remaja, Calon Pengantin, Ibu Hamil dan Balita dengan memberikan edukasi memperbaiki cakupan gizi.

“Kami punya inovasi Tanggap Leungitkeun Stunting (Talas) yang diterapkan di seluruh Posyandu Kota Bogor untuk mengecek gizi ibu hamil dan balita,” pungkasnya.

Di kesempatan berbeda, Ketua PKK Kota Bogor Yane Ardian mengatakan, Kota Bogor sudah memiliki program inovasi untuk menekan stunting.

Program itu disebut Opat Sauyunan, yakni ibu hamil didampingi kader posyandu, dasawisma, dan keluarga. Tujuan pendampingan tersebut untuk memastikan agar nutrisi ibu hamil tercukupi sehingga tidak melahirkan bayi stunting.

“Bagaimana menjaga gizi ibu, bagaimana pola asuh anak itu menjadi konsentrasi kami,” tandasnya. (wil/b)