25 radar bogor

Mendag Agus Suparmanto Prioritas Tingkatkan Ekspor

JAKARTA – RADAR BOGOR, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki nakhoda baru pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Agus Suparmanto dipilih untuk menggantikan Enggartiasto Lukita.

Jika dibandingkan dengan karirnya di dunia politik, tak banyak catatan yang dibuat Agus di bidang perekonomian.

Menteri kelahiran Jakarta, 23 Desember 1954, itu terekam sebagai direktur utama PT Galangan Manggar Biliton (GMB). Perusahaan tersebut merupakan penggarap proyek pembangunan dok kapal di Pelabuhan Sungai Manggar, Belitung Timur. Selain itu, Agus dikenal sebagai ketua umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia periode 2014–2018 dan 2018–2022.

Mengemban tugas baru, Agus berniat menitikberatkan kinerja pada upaya peningkatan ekspor. Termasuk memangkas segala aturan yang menghambat sekaligus melanjutkan penguatan kerja sama dagang antarnegara. ”Saya menyesuaikan fokus kerja sesuai visi misi Presiden Jokowi. Kita arahkan segala sesuatu yang bisa meningkatkan ekspor,” ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Nasional tersebut saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian pada Rabu (30/10).

Beban berat memang tengah dipanggul Indonesia, khususnya Kemendag, perihal ekspor. Di tengah situasi ekonomi global yang begitu dinamis, meningkatkan ekspor negara berkembang seperti Indonesia adalah tantangan tersendiri. Berkaca pada kepemimpinan Enggartiasto Lukita, ekspor Indonesia meleset dari target yang semula dibidik 11 persen menjadi hanya 8 persen.

Menanggapi hal tersebut, Agus menyatakan berupaya merumuskan strategi. Dia bercerita sudah berdiskusi dengan presiden mengenai masalah perdagangan yang menjadi tantangan bagi Indonesia. ”Setelah pengarahan dari Bapak Presiden, kami akan menguatkan komoditas dalam negeri, perdagangan antarnegara, dan kerja sama-kerja sama internasional,” beber Agus.

Di akhir kepemimpinan Enggar, Agus mewarisi sejumlah perjanjian dagang yang tengah bergulir. Setidaknya ada 12 kerja sama dagang berbasis free trade agreement (FTA) maupun comprehensive economic partnership agreement (CEPA) yang belum ditandatangani. Kerja sama dagang tersebut bermuara pada tujuan peningkatan akses perdagangan, investasi, hingga kemudahan regulasi antarnegara. ”Banyak akses pasar yang perlu digali melalui perjanjian. Tanpa perjanjian dagang, kita akan sulit bersaing dan kalah dengan negara lain,” tambah Agus.

Meski cukup memberikan kejutan bagi siapa pun, termasuk pelaku usaha, kemunculan Agus menimbulkan optimisme tersendiri. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Rosan Roeslani mengatakan, publik tak perlu ragu akan kecakapan Agus. Dia mengakui, Agus merupakan sosok yang belum terlalu dikenal banyak orang lantaran memiliki karakter low profile.

Dia yakin kemampuan Agus sesuai untuk menduduki kursi menteri perdagangan. ”Saya sudah mengenalnya lama. Dia punya latar belakang pengusaha sukses dan berkarakter teliti serta mau mendengarkan orang lain. Saya rasa kelebihan ini sangat cocok untuk digunakannya sebagai Mendag,” katanya.

Rosan percaya Agus dapat segera beradaptasi sebagai menteri dan menuangkan rencana kerja dalam memajukan perdagangan Indonesia. Menurut dia, Agus memiliki kelebihan dalam mempelajari sesuatu dengan cepat. ”Dia bahkan ingin segera bertemu dengan pelaku usaha untuk mendengarkan masukan. Langkahnya ini sangat tepat mengingat komunikasi yang baik dengan pengusaha adalah salah satu cara yang tepat dalam memajukan perdagangan kita,” ujar Rosan.(JPG)