25 radar bogor

Pemkot Gandeng IPB, Kajian Provinsi Bogor Raya Baru 20 Persen

Kawasan Tugu Kujang Bogor
Tugu Kujang
Tugu Kujang

BOGOR–RADAR BOGOR,Wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya hingga kini masih berada di meja Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB University.

Sejak Agustus lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memang menggandeng IPB University untuk melakukan kajian soal Provinsi Bogor Raya ini.

Bima Kembali Tegaskan Rencana Pembentukan Provinsi Bogor Raya

Kepala P4W IPB University, Ernan Rustiadi menjelaskan, progres kajian baru sampai 20 persen. Kajian sendiri akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama tahun ini, dan tahap kedua dilakukan tahun depan.

“Tahap pertama akan mela­kukan tiga hal. Pertama, meng­kaji konteks perkembangan Jabodetabek dan tumbuhnya Jakarta, Bandung sebagai megaurban. Jadi kami ingin melihat dulu situasi besarnya. Makronya lah,” urai Ernan.

Dalam konteks seperti itu, sambung Ernan, pihaknya juga ingin melihat bagaimana Bogor jika mengalami peristiwa besar, berikut dampaknya. Pun apa dampaknya dari perkembangan meluasnya Jakarta yang terus dan tidak berhenti berbunyi.

“Dampaknya pada Bogor apa, dan Bogor juga mengalami proses perkotaan, itu yang pertama,” katanya lagi.

Kedua, kata Ernan, pihaknya juga ingin melihat bagaimana keunggulan Bogor secara umum dibandingkan Jawa Barat dan Jawa pada umumnya. Pun dengan peranan, kelebihan, serta keunggulannya dengan daerah lain.

“Kami ingin melihat posisi Bogor, baik kota maupun kabupatennya. Lalu yang ketiga, kami ingin mendalami situasi di lapangan, terutama di daerah-daerah yang sedang mengalami perluasan. Jadi Kota Bogor, daerah perkotaan­nya terus meluas, dan meluas­nya ke wilayah Kabupaten Bogor,” paparnya.

Soal Wacana Provinsi Bogor Raya, Begini Respon Ade Yasin

Karena itu, kata Ernan, pihaknya juga ingin mencermati bagaimana situasi di daerah-daerah perbatasan. Secara wilayah masuk ke Kabupaten Bogor, namun sudah mengalami pengkotaan, seperti Ciomas, Ciawi, juga Dramaga.

“Itu sudah mengalami peng­kotaan. Tapi pada saat yang sama pengkotaannya tumbuh pesat tapi infrastrukturnya tidak siap. Jalannya masih jalan desa, infrastruktur desa, air bersih masih belum seperti di kota. Kami ingin memotret situasi itu,” paparnya.

Untuk mengelola Provinsi Bogor Raya ini, menurut Ernan banyak cara yang dilakukan. Pemekaran hanya salah satu opsi dan bukan tujuan. Cara lainnya bisa dengan mening­katkan kerja sama kota dan kabu­paten, semisalnya mem­buat badan baru pengelola daerah perbatasan, atau kerja sama dengan Jakarta. “Kebutu­hannya mendesak, luas tanah yang dimiliki Kota Bogor ini sudah mau habis,” tuturnya.

Sementara itu, Rektor IPB University Prof. Arif Satria mengungkapkan bahwa tidak mungkin hasil kajian sepenuh­nya selesai pada akhir tahun ini. “Saya sudah sampaikan juga kepada Pak Bima bahwa tidak mungkin pada akhir tahun ini semua final pada tahap sosialisasi dan diskusi untuk rekomendasi kebijakan tetapi kita akan upayakan betul pada bulan Desember akan selesai drafnya,” kata Arif.

Namun memang, sambung Arif, kajian ini tidak bisa hanya satu tahap. Tahap berikutnya akan dilakukan pada Januari tahun mendatang yang bisa sekaligus membahas sejauh mana langkah-langkah dan opsi-opsi yang realistis untuk Bogor.

“Kan setiap opsi ada penajamannya, apa faktor-faktornya, apa yang menjadi variabelnya harus diperhatikan, masalahnya apa, kalau pilihan satu kemudian kekurangannya apa, kelebihannya apa kita harus kalkulasi, nah kalkulasi sekitar awal 2020,” tandasnya. (wil/pkl3/c)