25 radar bogor

CSIS Prediksi 2020 Jokowi Bakal Reshuffle Kabinetnya

JAKARTA – RADAR BOGOR, Prediksi akan ada reshuffle pada 2020 diungkapkan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Kocok ulang kabinet itu bukan tidak mungkin terjadi jika Presiden Joko Widodo merasa tidak puas dengan beberapa jajaran di Kabinet Indonesia Maju.

Pengamat Politik CSIS Arya Fernandez saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema, “Kabinet Indonesia Maju dan PR Bangsa” di Pressroom DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10).

Arya menjelaskan, alasan reshuffle kabinet itu bisa saja terjadi karena presiden sebetulnya tidak sepenuhnya Happy dengan desain formasi Kabinet Indonesia Maju. Itu sangat mungkin terjadi, karena Jokowi berada dalam posisi harus mengakomodasi banyak kepentingan golongan.

Kabinet dream tim yang diinginkan oleh presiden itu terkendala politik akomodir kepada partai-partai dan bahkan rivalnya di pilpres,” papar Arya.

Selain itu, reshufle pada tahun depan bisa terjadi, karena Presiden ingin memaksimalkan kinerja kabinetnya, setelah pada periode sebelumnya ada yang dirasa kurang. Karena itu, pada tahun keduanya, dia akan benahi betul-betul soal kabinet.

Tentunya pasti akan ada evaluasi tahuanan, dan itu bisa menjadi momen Jokowi untuk merombak ulang atau mengganti para pembantunya,” papar Arya.

Sementara itu, pembicara lainnya, yakni Pengamat ekonomi INDEF Bhima Yudhistira mengatakan,
Kabinet sekarang ini bukan hanya gemuk, tapi sudah masuk kategori obesitas dan itu yaitu penyakit.

Gemuk itu belum tentu penyakit sedangkan obesitas adalah penyakit. Jadi agak mengkhawatirkan. Karena tidak responsif terhadap perkembangan ekonomi global maupun ekonomi domestik yang hari ini terjadi,” paparnya.

Bahkan, lanjutnya, Kabinet Indonesia Maju yang dibentuk kemarin, sama sekali bertolak belakang dengan pidato Presiden di Sentul yang bicara soal Visi Indonesia ke depan.

Entahlah salah bapak Jokowi-nya atau salah pembisiknya atau salah parpol koalisinya, yang memberikan input yang tak pas,” paparnya.

Bhima juga menegaskan, data di INDEF terkait soal kinerja menteri Jokowi di periode lalu menunjukan sesuatu yang tidak menggembirakan. Salah satunya Airlangga Hartarto yang ketika menjabat menteri perindustrian tidak begitu menunjukan hasil yang memuaskan.

Faktanya, indikator industri hampir semuanya memburuk, contohnya pertumbuhan industri itu di bawah 5 persen di bawah pertumbuhan ekonomi, yang ke dua porsi industri manufaktur terhadap PDB kita itu terus susut, sekarang 19,5 persen dari awalnya 20 persen lebih,” paparnya.

Karena itu, wajar saja jika banyak publik bertanya-tanya soal formasi Kabinet Indonesia Maju. Karena faktanya, menteri yang kemarin tidak berhasil di teknis perindustrian malah dijadikan Menko perekonomian.

Bagi saya itu logikanya enggak masuk. Itu dari kacamata ekonomi ya, bukan politik,” paparnya.

Menanggapi hal itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem Arkanata Akram mengatakan, Presiden Jokowi tentu sudah berhitung soal plus dan minus dari komposisi Kabinet Indonesia Maju. Karena ini adalah periode keduanya sebagai kepala negara.

Tentunya Presiden sudah berpengalaman, dan tahu betul dalam menyusun formasi kabinetnya. Jadi biarkanlah para menteri kepercayaan Jokowi itu menjalankan pekerjaannya,” ujar legislator yang masih berusia 24 tahun itu.

Faktanya, lanjut Arkanata, selama lima tahun terakhir ini banyak kinerja Jokowi yang bisa dinikmati oleh rakyat. Khususnya di daerah pinggiran dan perbatasan sepeti di Kalimantan Utara (Kaltara). Sesuai Nawacita di awal pemerintahannya, yakni membangun Indonesia dari pinggiran.

Jadi, meski susunan Kabinet Indonesia Maju ini disebut-sebut mengejutkan, kita mesti optimis untuk memberikan kesempatan mereka bekerja untuk rakyat sesuai visi presiden dan wakil presiden,” tegas lulusan Teknik Kimia UI itu.

Arkanata yang kini duduk di Komisi VII DPR itu mengatakan, Jokowi tentu sudah mempertimbangkan potensi dan progres kerja seseorang sebelum dipilih menjadi menteri di kabinetnya.

Kita apresiasi. Ingat berpikir negatif justru tak akan menjadikan orang produktif. Soal apakah nanti akan ada reshuffle, kita serahkan ke Presiden Jokowi,” ungkapnya.(JPG)