radar bogor

Bukan Angin, Pengamat Ungkap Penyebab Ambruknya Tembok Gedung DPRD Kota Bogor

Gedung DPRD Kota Bogor
Sejumlah pekerja tengah memperbaiki tembok bagian atas gedung DPRD Kota Bogor yang ambruk, Sabtu (26/10/2019). nelvi/radar bogor
Gedung DPRD Kota Bogor
Sejumlah pekerja tengah memperbaiki tembok bagian atas gedung DPRD Kota Bogor yang ambruk, Sabtu (26/10/2019). nelvi/radar bogor

BOGOR – RADAR BOGOR, Ambruknya tembok bagian atas dan plafon gedung DPRD Kota Bogor pada Sabtu (26/10/2019), mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya Forum Pemerhati Jasa Konstruksi (FPJP) Kota Bogor.

Diterjang Angin Kencang, Tembok Gedung DPRD Kota Bogor Roboh. Lihat Videonya!

Ketua FPJP Thoriq Nasution menjelaskan robonya plafon ruang paripurna dewan disebabkan tumbangnya sopi-sopi.

Sopi-sopi merupakan struktur di atas dinding yang berfungsi untuk menopang atap. Fungsinya sama dengan kuda-kuda karena memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai penopang atau penyangga atap.

“Saya melihat tidak ada struktur pengikat yang membuat dinding homogen dengan struktur yang ada seperti baja dan lain sebagainya. Seperti hanya ditempel begitu saja,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Indikasi penyimpangan kata dia sangat mungkin. Hanya dia belum bisa memastikan, apakah kesalahan-nya dari perencanaan atau saat pelaksanaan. “Makanya gambar utuh perencanaanya perlu saya lihat,” imbuhnya.

Sementara Pengamat Konstruksi Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Purwanto menilai ambruknya plafon gedung DPRD merupakan bentuk keteledoran. Baik itu dari sisi perencanaan, kontraktor dan pengawas konstruksi. Hanya dia masih sangsi jika bangunan DPRD salah dalam perencanaan.

Karena pada umumnya perencanaan sudah bisa memperhitungkan beban angin. Sehingga dia membuat desain yang aman.

“Makanya jika ada yang bilang karena karena faktor angin keliru. Karena dalam perencanaan beban akibat angin sudah ada rumusnya,” kata dia.

Jika mau ditelaah kata dia, ada dua kemungkinan. Kelalain kontraktor dan lemahnya pengawas konstruksi. Dengan anggaran Rp72,7 miliar seharusnya perencanaan sudah matang. Begitu juga konstruksinya.

Sama dengan Thoriq dia menilai konstruksi sopi-sopi gedung DPRD tidak menggunakan standar konstruksi. “Pembesian dan dindingnya juga tidak sesuai peruntukan,” tandasnya.

Sementara PT TDAP sebagai kontraktor pembangunan gedung DPRD Kota Bogor hingga tadi malam tidak bisa dikonfirmasi. Pesan pendek dan telepon dari pewarta tak kunjung direspon. (wil/c)