25 radar bogor

Pipa PDAM Ikut Terdampak Proyek Double Track, Butuh Rp 90 M untuk Relokasi

Double Track
Dua pelajar tengah berjalan di atas perlintasan rel kereta api Bogor-Sukabumi.

BOGOR-RADAR BOGOR, Solusi demi solusi terus dibangun antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terkait proyek double track Bogor-Sukabumi.

Selain meminimalisir dampak terhadap warga di dua kecamatan dan fasilitas umum berupa sekolah maupun fasilitas sosial, pipa distribusi milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan juga tak luput dari perhatian.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Pakuan, Deni Surya Senjaya mengaku telah melakukan rapat koordinasi dengan Balai Perkeretaapian Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Diketahui, ada perbedaan desain relokasi pipa diantara kedua belah pihak.

Karena itu, rencananya pada Kamis (31/10/2019), akan dilakukan survey bersama ke lokasi terdampak.

“Jadi kita bersama-sama menunjukkan mana pipa yang harus di geser dan mana yang harus di perkuat,” ungkapnya.

Menurut Deni, ada metode yang perlu dilakukan jika relokasi pipa distribusi di realisasikan. Yaitu pembangunan jaringan pelayanan yang didahulukan tanpa membongkar jaringan yang ada.

Sebab, jika hal itu tak dilakukan, maka akan ada 70 persen warga Kota Bogor yang akan terganggu pelayanannya.

“Pelayanan jaringan dulu dibangun di semua titik yang harus direlokasi semua titik, yang harus diperkuat baru setelah itu terselesai kita mengadakan koneksi dalam satu hari bersamaan supaya dampaknya tidak terlalu lama gangguan pelayanan kita, mereka sepakat,” ungkap dia.

Deni menegaskan, bahwa PDAM Tirta Pakuan maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak menganggarkan untuk relokasi tersebut.

Sebab, rencana proyek strategis nasional itu baru diketahui baru-baru ini. Karena itu diharapkan seluruh proses relokasi diakomodir oleh Ditjen Perkeretaapian.

Berdasarkan hitungan di lapangan, anggaran yang dibutuhkan untuk relokasi sebesar Rp 90 miliar. Tapi, tergantung hasil survey pekan depan.

“Jika nanti hasil cek lapangan ternyata jumlah yang direlokasi pendek mungkin tidak segitu, tapi kalau panjang maka bisa lebih besar,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, banyaknya dampak yang akan dirasakan akibat program strategis nasional itu bukan berarti program akan terhenti.

Sebab, pada prinsipnya, pemerintah pusat akan melakukan langkah-langkah. Khususnya untuk pipa distribusi milik PDAM Tirta Pakuan.

Sebab, hingga saat ini, diskusi antara Pemkot Bogor dengan Ditjen Perkeretaapian terus dibangun.

“Intinya akan ada langkah-langkah bersama pemerintah pusat untuk mengatasi dampak dari pembangunan double track terkait dengan pipa PDAM itu,” ujarnya.

Secara teknis, lanjut Dedie, semua persiapan akan segera dilalukan. Apakah mengganti seluruh pipa distribusi di jaringan baru atau hanya mengganti sebagiannya saja. “Jadi ini sedang dalam proses penelitian lebih lanjut,” ungkapnya. (gal/pkl7/c).