25 radar bogor

IPB University Kolaborasikan Ilmu Veteriner dengan Ilmu Bisnis Menuju Era Industri 4.0

IPB University Kolaborasikan Ilmu Veteriner dengan Ilmu Bisnis Menuju Era Industri 4.0
IPB University Kolaborasikan Ilmu Veteriner dengan Ilmu Bisnis Menuju Era Industri 4.0
IPB University Kolaborasikan Ilmu Veteriner dengan Ilmu Bisnis Menuju Era Industri 4.0
IPB University Kolaborasikan Ilmu Veteriner dengan Ilmu Bisnis Menuju Era Industri 4.0

BOGOR-RADAR BOGOR,Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), IPB University bekerjasama dengan Sekolah Bisnis (SB) IPB University menyelenggarakan Seminar The International Society for Economics and Social Science on Animal Health Southeast Asia (ISESSAH-SEA) dan The Scientific Meeting of the Indonesian Veterinary Epidemiology and Economics Association (IVEEA) 2019 di Kampus IPB Baranangsiang, Kamis-Jumat (17-18/10).

Prof Srihadi Agungpriyono, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB University menyatakan perlunya upaya mengelaborasi keilmuan lintas bidang dalam dunia kedokteran hewan dengan sosial ekonomi sudah dipahami sejak lama. Namun hal ini belum ditindaklanjuti secara nyata. Dampak dari penyakit hewan itu multidimensi mengancam efek-efek sosial dan ekonomi serta dapat mempengaruhi kehilangan biaya jutaan bahkan lebih dari penyakit yang ditimbulkan dari hewan.

“Hal-hal seperti itu merupakan economics lost yang cukup luar biasa. Misalnya betapa tak mudah ketika kita harus mengeliminasi penyakit rabies karena kebiasaan masyarakatnya masih dekat dengan hewan dalam kesehariannya. Sehingga pendekatannya tidak hanya sekedar memberi vaksin hewan, namun juga efek sosial dan bagaimana mengedukasi masyarakat, pendekatan-pendekatan sosial juga harus dimiliki oleh dokter hewan yang selama ini masih belum aware. Ilmu sosial dan ilmu bisnis ternyata menjadi penting dalam keseharian dokter hewan,” ujar peneliti IPB University ini.

Lebih lanjut Guru Besar IPB University ini mengatakan bahwa ketika kebutuhan penanganan kesehatan masyarakat disampaikan kepada pemerintah tanpa disertai dengan perhitungan ekonomi, seringkali tidak dianggap penting sebagai pengambil keputusan pembiayaan. “Dokter hewan harus memiliki sense untuk mampu memberikan masukan kepada pemerintah melalui kemampuan menggabungkan keilmuan veteriner, bisnis dan social science. Ternyata hal itu sudah dipikirkan di Eropa melalui asosiasi ISESSAH yang didirikan oleh Prof Hank. Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah wilayah yang luar biasa untuk distribusi penyakit. Jadi Asia Tenggara merupakan wilayah strategis, sehingga kita harus punya ISESSAH Chapter Asia Tenggara,” tambah dosen IPB University ini.

IPB University mulai bergabung secara formal tahun ini dalam asosiasi ISESSAH-SEA.

Rektor IPB University, Dr Arif Satria, pembicara kunci menyampaikan bahwa IPB University merupakan perguruan tinggi multidisiplin ilmu. “Agar lebih efektif dan komprehensif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di era industri 4.0 diperlukan kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu,” papar Rektor IPB University. Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan hewan menjadi masalah umum yang terjadi di masyarakat. Namun hal ini menjadi dilema manakala tidak ada pendekatan sosial yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dr Idqan Fahmi, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Bisnis IPB University mengatakan bahwa ada dua sisi penting yang harus diintegrasikan dalam multidimensi ilmu yang ada di IPB University. “Orang bisnis itu masalah dilihat sebagai peluang dan business opportunity. Ini merupakan sesuatu yang perlu didalami untuk meng-create peluang bisnis, bukan untuk mengambil keuntungan saja, tapi justru dengan business drive membuat mengatasi masalah menjadi mudah dengan melibatkan banyak orang karena banyaknya partisipasi. Jika orang melihat bisnis berkembang dan banyak orang peduli dengan kesehatan hewan ini. Kita akan bangun adanya kolaborasi antara keilmuan kesehatan hewan dan bisnis sehingga penanganan isu kesehatan hewan terselesaikan dan isu ini menjadi kepedulian banyak orang,” jelas dosen IPB University dari Sekolah Bisnis ini.

Menurut Dr Fahmi salah satu implementasi kongkrit dari kegiatan ini adalah pengembangan Program Magister Manajemen Animal Health. Saat ini Sekolah Bisnis sudah bekerjasama dengan berbagai pihak salah satunya industri poultry atau unggas.

Seminar Internasional yang diketua ioleh Dr Etih Sudarnika ini mengusung tema “Strengthening Animal Health in Farm Business Towards 4.0 Industries in the Southeast Asia”. ISESSAH-SEA 2019 adalah pertemuan umum untuk menghubungkan dan memperbarui proyek-proyek penelitian di antara para ahli dan ilmuwan di bidang ilmu sosial, kesehatan hewan dan ekonomi produksi, ahli epidemiologi, dokter hewan, praktisi medis dan lembaga pemerintah di kawasan Asia Tenggara.

Perwakilan dari ISESSAH dalam kegiatan ini adalah Prof Dr Ir Henk Hogeveen, Professor Animal Health Management dari Wageningen University dan Prof Jonathan Rushton, MA, MagSci, PhD, Professor of Animal Health and Food Systems Economics dari University of Liverpool.

Kegiatan ini dihadiri 90 peserta dari delapan negara yaitu Australia, the United Kingdom, the Netherlands, Jepang, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Indonesia. (YDI/ris)