25 radar bogor

Efisiensikan Biaya Distribusi, Aqua Maksimalkan Utilisasi Semua Pabrik

JAKARTA – RADAR BOGOR, Beberapa waktu terakhir, permintaan produk air minum dalam kemasan (AMDK) tumbuh dengan stabil. Hal tersebut mendorong industri AMDK untuk terus memaksimalkan utilisasi dan produksi. Tahun ini pertumbuhan industri AMDK diyakini meningkat sekitar 10 persen seiring dengan tumbuhnya konsumsi dalam negeri.

Sebagai market leader di pasar produk AMDK, Danone-Aqua terus memaksimalkan produksi di 21 pabriknya yang tersebar di Indonesia. Pabrik-pabrik tersebut, antara lain, di Jawa, Sumatera, dan Bali. Sebanyak 21 pabrik tersebut menyuplai distribusi produk Aqua dengan berbagai kemasan ke seluruh wilayah nasional.

Jika ada pertanyaan kenapa kami maksimalkan pabrik sebanyak itu, tidak hanya satu atau dua terpusat di suatu wilayah, itu bertujuan menjaga cost distribusi agar tetap efisien,” kata Brand Marketing Manager Danone-Aqua Jeffri Ricardo di sela-sela kunjungan ke pabrik Aqua di Ciherang, Bogor, pekan lalu.

Pabrik Aqua di Ciherang memiliki 4 line produksi, 2 line untuk kemasan galon, dan 2 line lain untuk kemasan botol. “Dengan total produksi sejauh ini, kami merebut porsi market share hingga 50 persen,” tutur Jeffri.

Rencana ekspansi atau penambahan unit pabrik belum ada. Namun, lanjut dia, rencana tersebut akan berkembang menyesuaikan pertumbuhan permintaan.

Yang jelas, untuk saat ini, kami berfokus memaksimalkan pabrik di tiap wilayah. Juga, fokus kami adalah meningkatkan kualitas pabrik beserta kontribusi Aqua pada lingkungan sekitar di samping bisnis itu sendiri,” bebernya.

Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat menyatakan, target pertumbuhan 10 persen tahun ini meningkat tipis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 9 persen. Menurut Rachmat, industri AMDK kembali menunjukkan peningkatan kinerja pada 2018 setelah dalam dua tahun sebelumnya melambat.

Dia menuturkan, peningkatan kinerja pada tahun ini didorong sejumlah faktor, terutama perhelatan pemilihan umum dan Lebaran pada paro pertama tahun ini. Kondisi ekonomi yang stabil juga dinilai menjadi pendukung kinerja positif tersebut.

Kalau secara garis besar, situasi politik dan ekonomi cukup kondusif. Kemudian, ada faktor pendorong konsumsi,” ujarnya.(JPG)