25 radar bogor

Orang Tua Meninggal Digigit Ular, Empat Anak Yatim Piatu Ini Andalkan Bantuan Tetangga

Orang Tua Meninggal Digigit Ular, Empat Anak Yatim Piatu di Cianjuri Andalkan Bantuan Tetangga. (dok.Radar Cianjur)

CIANJUR-RADAR BOGOR,Keempatnya pun dipaksa bertahan hidup sendirian dan mengandalkan belas kasihan tetangga. Kondisi itu memaksa sang kakak, Heri yang baru berusia 18 tahun untuk mengurus ketiga adiknya yang berusia delapan, lima dan dua tahun. Baik sebagai orangtua, maupun pencari nafkah.

Rumah itu tak cukup bagus, tak juga cukup layak untuk dihuni. Ukurannya juga tak terlalu besar. Hanya sepetak.

Penghuninya cuma empat orang yang merupakan saudara kakak-beradik. Heri (18), Rizky (8), Hani (5) dan Ramdan yang masih berusia dua tahun. Tak ada ayah atau ibu. Hanya mereka berempat.

Lantaran kondisi ekonomi, keempatnya pun hanya mengandalkan belas kasihan para tetangga dan warga di Pasir Kampung RT 02 RW 04, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet.

Kisah tragis itu bermula tiga tahun lalu saat sang ayah, Muchtar, meninggal dunia akibat dipatuk ular. Sementara sang ibu, Nuryani, menyusul pada Sabtu (12/10) pekan lalu. Sama, Nuryani juga dipatuk ular.

Nenden (25), salah seorang tetangga menceritakan, sekitar tiga tahun silam, sebelum almarhum kepala keluarga itu meninggal, kehidupan mereka memang terbilang kurang mampu. Sang ayah adalah seorang buruh pengepak sayur, dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa (IRT).

Suatu ketika, Muchtar dipatuk ular di bagian kaki di dalam rumahnya. Hingga akhirnya wafat karena kondisinya waktu itu hanya diobati dan dibantu warga dengan obat seadanya.

“Warga sempat membantu, hanya almarhum tidak mau dibawa ke rumah sakit, waktu itu,” jelas Nenden.

Pasca kejadian itu pula, keluarga tersebut dibantu hampir semua kebutuhan sehari-hari oleh warga sekitar. Bahkan untuk sekolah anak yang paling kecil pun digratiskan.

“Keluarga kami kan alhamdulillah punya yayasan sosial. Hampir setiap hari kami selalu bantu baik beras, ataupun kebutuhan lain. Bahkan warga lainnya juga sama berusaha membantu, tidak dibiarkan,” tutur dia.

Lebih lanjut, Nenden menceritakan, pada Jum’at (11/10) malam sekitar pukul 22.00 WIB, sang ibu dari empat anak tersebut juga mengalami hal yang serupa, yakni dipatuk ular di salah satu jarinya.

Hingga setelah itu, sang ibu meminta pertolongan warga, yang akhirnya dibawa ke salah satu klinik di Pacet.

“Padahal warga itu sudah meminta korban untuk ditangani ke RSUD Cimacan, tapi si ibu tidak mau. Mungkin karena takut membayar biaya yang mahal,” terangnya.

Setelah diperiksa dan dibawa kembali ke rumah almarhum, tak lama berselang, akhirnya sang ibu pun menghembuskan nafas terakhirnya. Hingga sekarang, keempat anak-anaknya itu menjadi yatim piatu.

“Setelah itu, banyak yang memposting keempat yatim piatu itu di media sosial. Bahkan viral. Beberapa para donatur dan dermawan ikut menyumbang bagi kelangsungan keempat anak tersebut,” katanya.

Ia menerangkan, tiga anak yang cukup membutuhkan perhatian adalah yang masih cukup kecil. Karena itu, dirinya berharap ada kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Cianjur terhadap nasib keempatnya itu.

“Baik oleh pemerintah setempat, maupun Pemkab Cianjur. Dan ini juga menjadi contoh bagi kita semua, supaya bisa sama-sama memperhatikan lingkungan sekitar kita dulu,” ujarnya.

Nenden menambahkan, terlihat beberapa keluarganya datang dan berkumpul setelah sang ibu Jum’at kemarin meninggal. Bahkan pasca itu, rumah almarhum akan segera direnovasi oleh berbagai donatur yang menyumbang.

“Alhmdulilah dari pagi saya lihat banyak yang kirim bantuan. Kebetulan tadi juga saya ke rumahnya juga. Kini keempat anak itu tinggal dulu di rumah neneknya,” pungkasnya.(dan/radarcianjur)