25 radar bogor

Ditolak Warga, Pembuatan Waduk Cibeet Cariu Simpang Siur

Waduk Cibeet Cariu
Sungai Cibeet yang akan dijadikan waduk Cibeet oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat penolakan dari warganya.
Waduk Cibeet Cariu
Sungai Cibeet yang akan dijadikan waduk Cibeet oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat penolakan dari warganya.

CARIU-RADAR BOGOR, Wacana pembuatan Waduk Cibeet di Kecamatan Cariu nampaknya cuma isapan jempol belaka.

Ihwalnya, pembangunan Waduk Cibeet yang telah direncanakan sejak 2018 itu, Hingga saat ini masih berkutat pada tahapan pembebasan lahan.

Ketua RW03, Kampung Nameng, Desa Bantarkuning, Kecamatan Cariu, Joni. Joni menyebut, seharusnya pemerintah turun dan melihat sendiri penolakan warga terkait pembangunan waduk tersebut. Bukan cuma warga, Joni juga secara pribadi tetap menolak.

“Kami khawatir justru malah banjir kalau dibuat waduk,” tegas Joni kepada Radar Bogor, Rabu (16/10/2019).

Pembangunan Waduk Cibeet ini, memang dipilih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Sebelumnya, pemerintah Kabupaten Bogor (Pemkab) tengah mengusulkan pembangunan Waduk Cijurey. Hal ini dibenarkan Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah )Bapedalitbang) Kabupaten Bogor, Syarifah Sopiah.

Syarifah menjelaskan, saat itu Pemprov menolak dengan tidak akan menggelontorkan dana untuk pembangunan Waduk Cijurey. Meski prosesnya telah mencapai tahap Detial Engineering Design (DED), lokasi waduk ini hanya dapat mengairi wilayah Kabupaten Bogor.

Sedangkan keinginan Pemprov Jabar, kata Syarifah, pembangunan waduk nantinya diharapkan dapat mengairi dua wilayah Jabar tersebut.

“Saat ini masih proses pembebasan lahannya. Mungkin setelah itu mungkin bisa langsung konstruksinya,” terang Syarifah.

Sambil menunggu pembebasan lahan, lanjut dia, kemungkinan konstruksi pembangunan waduk akan terealisasi pada dua tahun mendatang. Sebab jika dilihat pada tahap pembebasan lahan ini cukup menyulitkan Pemprov.

“Mungkin setelah itu ya, sekitar dua tahun lagi. Kalau biaya kurang tahu,” ungkapnya.

Syarifah menyebut, sebetulnya jika memilih, pihaknya lebih setuju kepada pembangunan embung ketimbang waduk. Proses pembangunan waduk ini dinilai begitu sulit, lantaran harus menempuh berbagai tahapan. Salah satunya, kata Syarifah, biaya yang harus dikeluarkan sangat besar.

“Selain biaya, proses pembebasan lahannya juga sulit. Sekarang, apa masyarakat mau pindah dari tempatnya? Program kami itu sekarang adalah pembangunan embung,” akunya.

Lebih lanjut, Syarifah menyatakan bahwa pihaknya saat ini memperhatikan para petani dengan pemberian embung-embung kecil. Itu pun nantinya akan memilah mana yang ingin wilayahnya dibebaskan saja yang mendapatkan embung tersebut.

“Sekarang kami sedang inventarisasi ada berapa lokasi. Kalau waduk itu sulit. Sekarang waduk Ciawi dan Sukamahi itu berapa tahun ya kan,” ujarnya. (rp1/c)