25 radar bogor

Kesal Ditagih Utang, Debtcollector Dibunuh Nasabahnya

Para pelaku pembunuhan debtcollector diamankan petugas Polres Cianjur.
Para pelaku pembunuhan debtcollector diamankan petugas Polres Cianjur.

CIANJUR–RADAR BOGOR, Polres Cianjur, berhasil mengungkap pelaku pembunuhan seorang debtcollector yang jenasahnya dibuang di sebuah jurang di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur.

Dari total tujuh pelaku yang diamankan, dua pelaku menjadi otak sekaligus pelaku utama, yang tidak lain adalah nasabah sang penagih hutang. Keduanya adalah Asep Nugraha Arifin alias Ahek (50) warga Cimahi, dan Cecep Kardana alias Maung (42) warga Kabupaten Bandung Barat.

Asep menceritakan, dirinya awalnya memiliki hutang dari sebuah koperasi sebesar Rp40 juta yang digunakan untuk membuka kantin di sekolah tempat istrinya mengajar. “Dalam delapan bulan, dari Rp40 juta sampai jadi Rp150 juta,” tutur Asep.

Asep mengaku, korban selama ini selalu menagih dengan membentak dan kerap menantangnya berduel yang membuatnya emosi. “Sudah dibayar sebagian, tapi selalu nagih terus, sambil marah-marah dan nantang duel. Katanya, kalau saya duel menang, hutangnya lunas,” kata dia.

Emosinya makin tak terbendung saat korban mengancam akan mempermalukan dirinya di sekolah tempat istrinya mengajar. Dengan menyebarkan bahwa dirinya memiliki utang cukup besar.

Tak tahan dengan ancaman dan cara korban menagih hutang, Asep pun merencanakan menghabisinya nyawa Jaenal. “Soalnya nagihnya keterlaluan. Sampai ngancam mau nyita rumah saya,” katanya.

Di sisi lain, Cecep mengaku mau membantu menghilangkan naywa korban lantaran dirinya adalah salah satu pekerja Asep. “Saya kerja ikut dia (Asep). Enggak enak kalau enggak bantu,” ucapnya.

Cecep membeberkan, pembunuhan itu berawal dari cekcok antara korban dan majikannya sampai berujung nyaris baku hantam. Melihat hal itu, ia lantas mengambil balok kayu dan langsung memukulkan ke bagian belakang kepala Jenal hingga tersungkur. “Saya pukulnya pakai kayu sekali, langsung jatuh,” ujar dia.

Setelah itu, bersama Asep, ia menggotong jenasah korban ke dalam mobil untuk dibuang. “(Jenasah korban) Ditaruh di belakang, di bawah (antara kursi depan dan kursi belakang),” bebernya.

Pria yang dipanggil Maung itu menambahkan, saat di dalam mobil, kedunya sempat kebingungan dimana akan membuang jenasah Jenal dan sempat berputar-putar. Sampai akhirnya diputuskan dibuang di sebuah jurang di Sukanagara. “Langsung digotong berdua terus dibuang ke jurang,” pungkas Cecep.

Terpisah, salah seorang kerabat korban, Yusafat Aritonang (43) mengatakan, keluarga mengetahui keberadaan Jenal Ompusunggu Aritonang setelah mendapat informasi di media sosial.

“Satu hari setelah dia (korban) tidak ada (kabar) saya langsung mencari-cari. Setiap ada info penemuan mayat saya langsung mendatanginya,” kata Yusafat di Mapolres Cianjur, Senin (14/10).

Perhatiannya terfokus pada penemuan mayat di Sukanagara, Cianjur. Saat itu pula, keluarga langsung mendatangi RSUD Cianjur untuk memastikan kabar dimaksud.

Satu hal yang memastikan bahwa itu adalah jenasah Jenal adalah tato di bagian tangan korban. “Mukanya telah hancur, tapi yang saya kenal adalah tattoo di bagian kanan tanganya,” ujarnya.

Yusafat berharap, aparat penegak hukum dapat menghukum para pelaku pembunuh Jenal Ompusunggu Aritonang seadil-adilnya. “Kalau keinginan saya sih nyawa dibayar nyawa. Tapi kan udah ditangani penegak hukum, saya pasrahkan semuanya pada para penegak hukum,” pungkasnya.(ruh/pojoksatu)