25 radar bogor

Empat Bulan Menikah, Pasutri Korban Longsor Dimakamkan Berdampingan

Muhamad Hendri (21) dan Siti Masrupah (21) dimakamkan berdampingan. Foto Fadilah Munajat/ Radar Cianjur
Muhamad Hendri (21) dan Siti Masrupah (21) dimakamkan berdampingan. Foto Fadilah Munajat/ Radar Cianjur

CIANJUR-RADAR BOGOR, Pemakaman Muhamad Hendri (21) dan Siti Masrupah (21), pengantin baru yang tewas tertimbun longsor di Kampung Cirawa, RT 01 WR 10, Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, Selasa (8/10) malam diwarnai isak tangis keluarga dan sahabat

Pasangan pengantin baru itu tewas tertimbun tak lama setelah makan jajanan yang dibeli dari warung tak jauh dari rumahnya.

Sedang Tidur, Pengantin Baru di Cianjur Tewas Tertimbun Longsor

Jenazah keduanya pun ditemukan dalam kondisi berpelukan di bawah material longsoran.

Usai dievakuasi, jenasah keduanya dibawa ke Puskesmas Cibeber dan langsung dimakamkan berdampingan di tempat pemakaman umum (TPU) Kampung Cihaur Kanoman, Desa Kanoman, Selasa (9/10) yang jaraknya sekitar dua kilometer dari lokasi longsor.

Meninggalnya pasangan suami-istri itu membuat pihak keluarga terpukul. Terutama paman almarhum, Iwan (39), yang mengurus Muhamad Hendri sejak kecil hingga dinikahkan.

“Saya tidak menyangka mereka tutup usia secepat ini,” kata Iwan sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya.

Iwan mengatakan, meninggalnya Muhamad Hendri membuat dirinya merasa kehilangan. Karena sejak kedua orangtuanya bercerai, Muhamad Hendri ditinggal ke Arab Saudi oleh ibunya. Dan setelah pulang dari Timur Tengah, ibunya menikah lagi dan ikut suami barunya di Karawang.

“Saat itu Muhamad Hendri masih kecil. Layaknya sama anak sendiri, dia (Muhamad Hendri) saya rawat hingga dewasa dan dinikahkan,” ujar Iwan.

Sementara, orangtua almarhumah Siti Masrupah, Misbah (41) mengatakan, setelah menikah, keduanya disuruh menempati rumah kosong peninggalan orangtua Muhamad Hendri.

“Dia baru empat bulan menikah,” tuturnya.

Tewas Tertimpa Longsor, Pengantin Baru Ditemukan dalam Posisi Berpelukan

Menurutnya, Siti Masropah yang putri sulung dari empat bersaudara itu, semasa hidupnya adalah anak yang patuh pada orangtua.

“Dua malam kami sempat makan bersama. Siti Masropah sempat bilang ingin punya modal buat buka peternakan ayam,” ungkapnya.

Ia mengatakan, satu jam sebelum kejadian almarhumah sempat disuruh berteduh bersama suaminya karena pada saat itu hujan lebat. Tapi saran tersebut diindahkan dengan alasan kepalang basah. Kedunya ingin segera sampai ke rumah. (dil/radarcianjur)