25 radar bogor

Jadi Buruh Tani, Warga Miskin di Kecamatan Tanjungsari Tambah Banyak

Kondisi salah satu warga di Kampung Babakankadu, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, yang butuh perhatian pemerintah.
Kondisi salah satu warga di Kampung Babakankadu, Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, yang butuh perhatian pemerintah.

TANJUNGSARI-RADAR BOGOR, Jumlah kemiskinan di Kabupaten Bogor tambah banyak. Buktinya, di Kecamatan Tanjungsari masih banyak warga yang berprofesi sebagai buruh tani yang masih menumpang di lahan milik orang lain.

Di Desa Buanajaya saja, warga yang berprofesi sebagai buruh tani masih banyak ditemui. Ketua BPD Desa Buanajaya, Ajiz mengkui hal tersebut. Menurutnya Ajiz, buruh tani hanya dipakai hanya ketika pemilik sawah akan panen saja, dengan upah Rp50.000 per harinya.

Jika tidak ada panggilan panen, kata Ajiz, para buruh tani yang memiliki hewan ternak biasanya menjual ternaknya. Berbeda dengan warga yang tidak memiliki hewan ternak. Mereka menjadi pengguran yang menanti panggil sebagai buruh tani.

Selama ini, Ajiz menguraikan, upah Rp50 ribu didapatkan buruh tani bekerja selama kurang lebih tujuh jam kerja. Dimulai sejak pukul 07.00 WIB pagi hingga 12.00 WIB. Sementara buruh tani yang bekerja selama 12 jam, mendapatkan upah sebesar Rp75 ribu.

Meski begitu, Ajiz menilai upah yang didapatkan para buruh tani tidak dapat menutupi kebutuhan masyarakat sehari-hari. “Kalo kita istilahnya untuk makan mereka aja apalagi yang ngeroko udah habis,” urainya.

Belum lagi, ada saja warga yang bekerjasama dengan pemiliki lahan kosong yang kemudian dimanfaatkan untuk bertani. Sistem upah yang didapatkan warga, yakni bagi hasil 60 – 40.

Ajiz menambahkan, sistem 60 – 40 ini tetap tidak memberikan kesejahteraan kepada warga. Sistem ini memaksa buruh tani untuk memiliki modal sebelumnya.

“Ya biasanya ngutang dulu dua kwintal. Ini juga tidak membuat warga sejahtera karena keuntungan 40 persen harus dibagi untuk bayar pupuk,” bebernya.

Jumlah kemiskinan dapat dilihat bedasarkan data Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Bogor. Menyusul program milik Kementerian Sosial Republik Indonesia yang telah dimulai sejak 2007 silam.

Program tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan tunai kepada keluarga sangat miskin (KSM) yang berada di tiap wilayah. Utamanya, yakni mengurangi kemiskinan dengan cata meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat sangat miskin.

Staff Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Tanjungsari Unung mengatakan, pada September ini jumlah yang telah diterima pihaknya hanya lima desa. “Lima desa lainnya belum menyetorkan jumlah PKH di wilayahnya masing-masing,” ungkapnya.

Camat Tanjungsari, Sutisna yang baru saja menjabat kurang lebih sepekan ini mengatakan, solusi terbaik agar mengurangi tingkat kemiskinan yaitu mendorong para petani untuk mendistribusikan hasil panennya. Juga meningkat kualitas hasil panen guna menunjang kenaikan harga yang nantinya dapat berdampak positif pada segi pendapat warga.

“Baru sepekan di sini. Tapi saya coba akan mendorong petani agar dapat meningkatkan kualitas taninya agar nilai jual pun dapat meningkat,” pungkasnya. (rp1/c)