25 radar bogor

Demo di Kantor DPRD Sultra, Satu Mahasiswa Tewas Tertembak

Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019).
Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019). Foto Antara

KENDARI-RADAR BOGOR, Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kantor DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (26/9/2019) makan korban jiwa. Seorang mahasiswa dilaporkan tewas saat ikut berdemonstrasi. Korban diduga tewas tertembak peluru tajam.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Antara, mahasiswa tersebut bernama Randi (21). Korban tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo. Dia berasal dari Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

Mahasiswa tersebut dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo pada pukul 16.18 Wita, dan setelah menjalani perawatan kurang lebih lima menit, mahasiswa tersebut meninggal dunia.

“Kami belum bisa pastikan apakah penyebab kematiannya terkena peluru tajam atau peluru karet,” kata Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto kepada awak media di RS TNI AD dr Ismoyo, Kamis sore.

Saat berita ini diturunkan, jenazah mahasiswa tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari untuk dilakukan autopsi. Selain Randi, tiga mahasiswa lainnya yang belum diketahui identitasnya juga diduga mendapat kekerasan hingga luka parah.

Satu korban yang dalam kondisi parah dirujuk ke Rumah Sakit Bahteramas. Sementara dua orang lainnya masih di rawat di rumah sakit Korem. Belum ada informasi terkait penyebab hilangnya nyawa mahasiswa asal Muna tersebut.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM), Najih Prastiyo membenarkan ada kader yang meninggal dunia tertembak saat menggelar aksi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kendari, Kamis (26/9).

“Iya, kader IMM Sultra angkatan 2017, Immawan Randi,” ujarnya saat dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu.

Dia menguraikan bahwa Randi tertembak saat aksi menolak sejumlah RUU bermasalah. Jelang aksi berakhir ada sedikit kericuhan, lempar batu dan aksi represif dari aparat.

Dalam kericuhan itu, Randi tertembak tepat di dada sebelah kanan. “Peluru masuk empat senti,” terangnya.

Randi meninggal saat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sementara itu, Najih belum bisa memastikan jenis peluru yang menyasar dada Randi. “Tapi itu peluru kareta atau bukan sata belum tahu pasti,” terangnya.(pin/rmol/ant/jpnn)