25 radar bogor

Tuntut Batalkan UU KPK dan RUU Kontroversial, Mahasiswa di Berbagai Kota Gugat Rezim

Ribuan mahasiswa berkumpul di Simpang Tiga Colombo, Mrican, Caturtunggal, Senin (23/9). (Jawa Pos Radar Jogja)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Aksi mahasiswa terjadi di sejumlah kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Malang, Bandung, Bogor hingga Batam.

Hal tersebut buntut dari pelemahan KPK melalui revisi Undang-Undang (UU) KPK.

Ribuan Mahasiswa Unpak Longmarch Menuju Balaikota, Lihat Videonya!

Para mahasiswa kompak menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan revisi UU KPK yang disahkan DPR pada Selasa (17/9) pekan lalu.

Tuntutan para mahasiswa itu kini merembet ke RUU lain yang dibahas pemerintah bersama DPR. Mulai RUU KUHP, RUU Pertanahan, hingga RUU lain yang isinya dianggap merugikan rakyat. Di beberapa daerah, aksi ribuan mahasiswa sempat diwarnai bentrokan dengan aparat keamanan.

Aksi besar berlangsung di Jogjakarta kemarin. Jawa Pos Radar Jogja (Radar Bogor Grup) melaporkan, belasan ribu mahasiswa kompak turun ke jalan. Mereka menuntut dominasi oligarki di Indonesia diruntuhkan. Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak itu datang ke simpang tiga Gejayan mulai pukul 12.35. Penyampaian pendapat dimulai pukul 14.31 saat belasan ribu mahasiswa dari berbagai universitas tiba.

Koordinator Umum Aliansi Rakyat Bergerak Rico Tude menjelaskan, aksi tersebut menyuarakan penolakan terhadap regulasi yang dibuat tanpa melihat kepentingan rakyat. ”Regulasi itu tidak memihak kepentingan rakyat, di antaranya RKUHP, UU KPK, dan UU Pertanahan,” kata dia kemarin.

Teriak Revolusi, Ribuan Mahasiswa Duduki Gedung DPR

Menurut Rico, regulasi yang dibuat terkesan terburu-buru dan dipaksakan. Rakyat, imbuh dia, tidak dilibatkan. Dia meminta ruang demokrasi dibuka seluas-luasnya. Jaminannya, rakyat Indonesia yang berani bersuara tidak dikriminalisasi. Pasalnya, saat ini banyak aktivis yang dikriminalisasi. ”Pendapat hanya boleh dilawan dengan pendapat,” tegasnya.

Rico memastikan bahwa aksi yang digelar murni berasal dari mahasiswa tanpa ditunggangi kepentingan politik. Berdasar riset dari analis media sosial pada media Twitter, dia menjelaskan, akun yang menyebarkan tagar #GejayanMemanggil tidak pernah terlibat dalam pro dan kontra pemilu lalu. ”Artinya, yang datang ke sini merupakan kekuatan baru yang hari ini menggugat rezim,” ucapnya kemarin.

Aksi mahasiswa itu membuat simpang tiga Gejayan ditutup hampir empat jam. Namun, demonstrasi berlangsung tertib dan berakhir pukul 17.05. Setelah aksi #GejayanMemanggil, para mahasiswa membersihkan sampah plastik di jalan.

Di Jakarta, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus mendatangi gedung DPR. Aksi yang sama mereka lakukan Kamis (19/9) pekan lalu. Mereka menggelar orasi di depan pagar pintu masuk gedung parlemen di Jalan Gatot Subroto. Para mahasiswa juga memasang spanduk berisi kecaman terhadap kinerja DPR di pintu pagar.

Pantauan Jawa Pos, gelombang massa berdatangan pukul 13.00. Menjelang sore, kelompok massa semakin besar. Puncaknya, pukul 15.30, kelompok besar mahasiswa bergabung dengan yang lain. Diperkirakan, ada lebih dari empat ribu mahasiswa dari 36 kampus yang memenuhi jalanan di depan gedung parlemen.

Selain dari Universitas Indonesia (UI), para mahasiswa itu mengenakan almamater Universitas Trisakti, Universitas Budi Luhur (UBL), Universitas Prof Dr Moestopo, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Ada pula mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera, Bina Sarana Informatika (BSI), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka mengatasnamakan diri sebagai mahasiswa Nusantara dan ”menanggalkan emblem” masing-masing saat berorasi.

Sejak siang hingga sore, para mahasiswa terus menyuarakan penolakan terhadap UU KPK yang baru disahkan. Mereka juga menolak RUU KUHP, RUU Pertanahan, UU Sumber Daya Air (SDA) yang baru disahkan, serta RUU Pemasyarakatan.

Sekitar pukul 16.15, sebanyak 58 perwakilan mahasiswa dipersilakan masuk ke gedung dewan untuk menyampaikan aspirasi. Mereka awalnya diminta Fraksi Partai Gerindra untuk beraudiensi di ruangan fraksi tersebut. Namun, para mahasiswa menolak. Rombongan mahasiswa dibawa ke ruangan Badan Legislasi (Baleg) DPR untuk audiensi.

Audiensi berakhir pukul 18.20. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Manik Margana Mahendra mengatakan, perwakilan mahasiswa memberikan mosi tidak percaya kepada DPR dalam audiensi itu. ”Karena kami sangat kecewa, kesepakatan dengan Sekjen (DPR) ternyata tidak digubris sama sekali oleh DPR,” ungkapnya.

Hingga tadi malam, para mahasiswa masih bertahan di jalan di depan gedung DPR. (JPG)