25 radar bogor

Hati-hati! Banyak Makanan Mengandung Zat Berbahaya Dijual di Pasar Cisarua

Petugas saat mengambul sample makanan di Pasar Cisarua, Senin (23/9/2019).
Petugas saat mengambul sample makanan di Pasar Cisarua, Senin (23/9/2019).

CISARUA-RADAR BOGOR, Bagi warga Puncak yang suka berbelanja ke Pasar Cisarua, harus lebih selektif dan berhati-hati.

Pasalnya banyak oknum pedagang nakal yang menjual makanan mengandung zat berbahaya. Mulai dari panganan mengandung formalin, pewarna tekstil, hingga borak.

Hal itu terungkap saat operasi gabungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), bersama Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, BPOM, serta didampingi Polres Bogor, Senin (23/9/2019).

“Kita ambil sekitar 30 sample yang dicurigai mengandung bahan berbahaya. Lalu kita lakukan pengujian lab dan mayoritas banyak ditemukan bahan-bahan beracun,” ujar Kabid Perdagangan pada Diseperindag Kabuapaten Bogor, Pedri Hariyanto, kepada Radar Bogor usai operasi Pasar Cisarua.

Ia menjelaskan, dari hasil operasi pasar yang dilakukan sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00WIB itu, sebagian besar ditemukan zat berbahaya berupa borak dan formalin pada bakso, tahu bulat dan mi kuning.

“Hasil sidak ditemukan beragam. Dari hasil uji lab, ditemukan bahan pangan yang mengandung borak. Kalau yang mengandung formalin didapat dari mi kuning dan ikan asin cucut.

Sementara itu, hasil temuan panganan yang mengandung zat warna kain. Ditemukan dipanganan sotong, sosis, kembang goyang mentah dan kerupuk dapros mentah. “Itu terdapa zat rhodamin,” tukasnya.

Belum lama ini, Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim menggerebek pabrik mi berformalin dan borak, Senin (16/9). Pabrik dengan kapasitas produksi 7 ton tersebut mendistribusian produknya ke Jakarta hingga Bogor.

Wadir Dittipidter Kombespol Agung Budijono menjelaskan, tiga tersangka ditangkap di tiga tempat berbeda. Yakni M, 57; AS, 53; dan RH, 39.

Ketiganya merupakan pemilik pabrik mi yang menggunakan formalin dan boraks. ”Pabriknya di tiga lokasi di Cianjur,” paparnya.

Wilayah edar jaringan tersebut meliputi Bogor, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Jakarta Selatan, dan lainnya. Pemasaran dilakukan secara langsung dari pabrik menuju ke setiap pasar tradisional.

Biasanya mi yang mereka produksi dipakai untuk mi Bogor yang biasa dijual di pinggir jalan. ”Saat ini masih didata berapa pedagang yang langganan ke pabrik ini,” terangnya. (all/c)