25 radar bogor

Kerap Dikeluhkan Wisatawan, LIPI Siapkan Area Parkir di Luar KRB

Kebun Raya Bogor
Sebuah kendaraan hendak masuk ke area Kebun Raya Bogor. Nelvi/Radar Bogor
Sebuah kendaraan hendak masuk ke area Kebun Raya Bgor. Nelvi/Radar Bogor

BOGOR – RADAR BOGOR, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencari solusi untuk penyediaan area parkir bagi pengunjung Kebun Raya Bogor (KRB).

Pasalnya, wilayah konservasi itu kerap dipadati kendaraan, terutama saat akhir pekan. Hal itu mendatangkan kritik dari para wisatawan.

Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (P2KTR) – LIPI, R Hendrian mengatakan, penyediaan area parkir tersebut bukan berarti LIPI membangunnya.

Apalagi jika melihat kondisi eksisting di dalam KRB, presentase tutupan bangunan sudah cukup banyak. Karena itu saat ini pihaknya mencari beberapa alternatif. Termasuk, salah satunya bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

“Kebun raya itu wilayah konservasi, saya sendiri terus terang banyak dikritik para pengguna, karena memang mereka ingin kebun raya itu satu area yang betul-betul tidak ada kendaraan tetapi eksisting sudah seperti itu. Jadi paling tidak kita meminimalisir. Bukan berarti kita tidak memikirkan itu. Tetapi kita cari opsi yang paling enak buat semua,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Hendrian menuturkan, pembangunan area parkir kemungkinannya berada di luar KRB. Sebab membangun fasilitas di dalam KRB persoalannya bukan sekadar membangun. Tetapi perlu selaras dengan kondisi KRB saat ini, yang tentu tidak bertentangan apalagi merusak.

“Misalnya tutupan bangunan jalan dan sebagainya, mungkin presentasenya sudah harus kita jaga, jangan ditambah lagi. Jadi ada banyak opsi yang sedang kita bahas dengan Pak Wali termasuk di antaranya rencana pembangunan area parkir,” katanya.

Disinggung terkait area parkir yang berada di dekat Mal Botani Square, yang semula diperuntukkan kendaraan wisatawan KRB, Hendrian mengungkapkan bahwa dulu memang pernah ada rencana untuk mengatasi persoalan perparkiran di lokasi tersebut. Namun dia tak bisa berkomentar lebih jauh lantaran terdapat banyak hal yang kurang dipahaminya.

“Ada banyak hal yang saya juga kurang paham, jadi daripada nanti saya membuat statement yang keliru, tetapi intinya itu pernah ada rencana untuk bisa sedikit mengurangi problem perparkiran,” terangnya.

Kendati demikian, dia berharap ke depan ada rencana yang lebih baik untuk mengatasi persoalan tersebut. Secara pribadi, dia juga memimpikan KRB seperti yang diinginkan banyak wisatawan. Karena perlu sesuatu yang beda ketika memasuki KRB.

“Orang sudah hingar-bingar dengan kesibukan kota, masuk situ tuh pengen sesuatu yang lain. Di samping memang fungsinya sebagai kawasan konservasi, buat teman-teman juga kalau masuk situ enak. Ya mudah-mudahan ada jalan terbaik,” pungkasnya. (gal/pkl8/c)