25 radar bogor

Sistem Kanalisasi 2-1 Kawasan Puncak Dinilai Tidak Akan Efektif Urai Kemacetan

Macet Jalur Puncak
Penumpukan dan antrian panjang kendaraan terjadi di simpang Gadog, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor menuju kawasan Puncak. Sofyansyah/Radar Bogor
Penumpukan dan antrian panjang kendaraan terjadi di simpang Gadog, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor menuju kawasan Puncak. Sofyansyah/Radar Bogor

CISARUA-RADAR BOGOR, Rekayasa lalulintas kanalisasi 2:1 yang dilakukan Satlantas Polres Bogor bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), mendapatkan kritikan dari Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor.

Uji coba yang dilakukan Sabtu (14/9/2019), dianggap belum maksimal untuk mengurai kemacetan di Kawasan Puncak.

“Mangga-mangga saja (penerapan kanalisasi 2-1) tapi ini lagi pembenahan jalan, jadi menurut saya kalau bisa biar selesai dulu proyek yang dikerjakan Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perahan Rakyat (PUPR),” ujar Ketua PHRI Kabupaten Bogor Budi Sulistyo, Minggu (15/9/2019).

Menurutnya, Jalan Raya Puncak saat ini sebagian sudah ada yang dilebarkan tetapi juga perlu diingat ada bagian jalan yang belum lebar, sehingga tidak efektif apabila dilakukan uji coba kanalisasi 2:1.

“Untuk yang jalan lebar bisa tapi nanti yang sempit gimana, ya mbo satu-satu dulu dibenahi, baru Satlantas Polres Bogor-Kemenhub bergerak,” cetusnya.

Sedangkan PHRI juga sudah membuat kajian terkait dilibatkannya polisi lingkungan warga (Polingga) dalam uji coba kanalisasi 2:1 termasuk biaya honor mereka yang akan dibiayai oleh pihak hotel, restoran maupun objek wisata.

“Sudah ada kajian dimana ada 10 titik simpul kemacetan lalu dibutuhkan 40 Polingga untuk mengurai kemacetan dimana setiap shift diisi dua petugas, kalau hanya kami yang menanggung honor Polingga itu agak berat dan kami harap Pemkab Bogor ikut membiayai apalagi kami sebenarnya kan juga sudah membayar pajak,” sambungnya.

Budi menjelaskan untuk rekayasa arus lalu lintas satu arah atau one way, pihaknya sudah mengusulkan agar waktunya ditetapkan hingga tidak merugikan restoran-restoran.

“PHRI sudah lama mengusulkan agar jam penerapan one way ditetapkan oleh Satlantas Polres Bogor hingga ada kepastian kapan waktunya naik atau turun, dan bukannya seperti saat ini yang kerap molor hingga arus kemacetan lalu lintas terurai,” jelas Budi.

Sebelumnya, Satlantas Polres Bogor menggandeng BPTJ Kemenhub melakukan survey sepanjang Jalur Puncak Bogor. Apel gabungan dilakukan untuk mencari solusi untuk mengentaskan permasalahan kemacetan yang kerap terjadi.

Kasatlantas Polres Bogor, AKP M. Fadli Amri mengatakan, survey yang dilakukan bersama Kemenhub merupakan persiapan untuk mencari beberapa alternatif solusi dalam mengurai kemacetan Puncak Bogor. “Bersama Kemenhub, kita survey awal untuk mencari solusi alternatif di Jalur Puncak, selain sistim satu arah (One way),” ujar Fadli disela-sela apel gabungan di halaman Masjid Harakatul Jannah Ciawi.

Fadli menuturkan, gambaran awal yang dilakukan bersama ini sangat penting, agar pihaknya dapat mengambil kebijakan untuk mengatasi permasalahan kemacetan.

Berkaitan dengan solusi alternatif, lanjut Fadli, pihaknya bersama Kemenhub akan melakukan uji coba menggunakan sistem kanalisasi 2-1 (dua kendaraan naik, satu kendaraan turun atau sebaliknya). (ded/net)