25 radar bogor

PB University dan GAPKI Tingkatkan Kerjasama Pengembangan Sawit Berkelanjutan

BOGOR-RADAR BOGOR,IPB University bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melakukan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) tentang pembinaan dan kemitraan dalam bidang perkebunan serta industri kelapa sawit berkelanjutan. Hal ini dilakukan juga untuk menangkal isu negatif dari dalam dan luar negeri, peningkatan produksi melalui penerapan teknologi, serta pengembangan produk turunan minyak sawit, Selasa (10/9) di Kampus Dramaga Bogor.

Kerjasama ini ditandatangani Rektor IPB University, Dr Arif Satria dengan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Ir Joko Supriyono, MM. Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr Suwardi, Sekretaris Jenderal GAPKI, Kanya Lakshmi Sidarta, Wakil Ketua Umum GAPKI, Togar Sitanggang, dosen dan peneliti IPB University dan pengurus GAPKI.

Rektor IPB University mengatakan, sangat menyambut baik kerjasama ini dalam menghadapi isu sawit di tingkat nasional dan internasional. Begitu pula mengoptimalkan penggunaan teknologi. IPB University mempunyai kompetensi untuk mentransformasi teknologi di bidang tersebut yakni on farm mulai dari pembibitan, pemupukan dan pemeliharaan selanjutnya sampai kepada processing (pengolahan).

Rektor IPB University menjelaskan, sekarang ini industri kelapa sawit membutuhkan perhatian langsung dalam teknologi sudah berkembang sedemikian maju yang menjadi perhatian peneliti IPB University termasuk mahasiswa S-1 yang tertarik untuk meneliti kelapa sawit. Teknologi penting dalam peningkatan produksi seperti aplikasi pupuk yang cermat. Saat ini petani dan pelaku usaha seringkali kesulitan untuk mendapatkan hasil pemupukan yang optimal dan efektif. Kini, petani kelapa sawit tak lagi kelimpungan untuk mencari tahu jenis pupuk apa yang dibutuhkan, seperti apa perbandingan adonan yang cocok, berapa banyak pupuk yang dibutuhkan, kapan waktu yang pas untuk memupuk.

“Saat ini, IPB University sedang mengembangkan sistem pemupukan bernama Precision Agriculture Platform for Oil Palm (PreciPalm). Teknologi ini memberikan rekomendasi pemupukan Nitrogen, Phosfat dan Kalium (NPK) pada tanaman kelapa sawit lewat citra daun. Inovasi ini berbasis aplikasi yang ditopang oleh satelit Sentinel 2 yang datanya diolah pakai Decision Support System Fertilizer (DSSF) atau Sistim Pendukung Keputusan Pemupukan, dengan demikian ndustri sawit dapat mengetahui tingkat kesuburan tanah dan tanaman. Dampak positifnya, biaya pemupukan dapat dihemat antara 10 persen -15 persen, “ kata Rektor.

Dalam aspek ramah lingkungan, dijelaskan Dr Arif Satria, pelaku usaha dapat membantu mengkomersialkan produk helm berbahan limbah sawit yang dikembangkan peneliti IPB University. Melalui produk ini dapat mendukung kampanye positif untuk menghadapi isu negatif. “Helm ini akan dikerjasamakan dengan perusahaan teknologi jasa transportasi. Kalau jadi, pengemudi perusahaan pakai green helm. Ini menjadi kampanye luar biasa untuk sawit ramah lingkungan,” ungkapnya.

Sementara Ketua Umum GAPKI, Ir Joko Supriyono, MM sangat mengapresiasi kerjasama dengan IPB Univeristy karena semakin memperkuat keberlanjutan industri sawit di Indonesia. Momen ini, menurutnya, sangat dinantikan karena hubungan dengan peneliti IPB sudah terjalin semenjak lama melalui berbagai ragam studi. “Pihak industri sawit dengan akademisi perlu bersinergi dalam pengembangan kelapa sawit untuk menangkal berbagai isu negatif baik dari luar maupun dari dalam negeri, bahu membahu memecahkan permasalahan peningkatan produksi, cara pemupukan yang baik dan efektif, pemberantasan penyakit ganoderma, mengatasi limbah kelapa sawit dan pengembangan produk turunan minyak kelapa sawit,” kata Joko.

Ia menambahkan, kerjasama dengan IPB University merupakan jawaban yang paling baik. IPB University mempunyai para peneliti dan dosen yang kompeten di bidang pertanian kelapa sawit, sehingga hasil inovasinya dapat diterapkan langsung di kebun kelapa sawit. GAPKI selama ini mendapatkan dukungan penuh peneliti IPB University untuk menghadapi tekanan di industri kelapa sawit. Sebab menangkal isu negatif perlu kajian ilmiah melalui data sahih dari hasil penelitian.

GAPKI mendukung berdirinya Pusat Studi Sawit yang diinisiasi IPB University. Lembaga ini akan berperan dalam kajian ilmiah untuk mencari solusi berbagai permasalahan peningkatan produksi, perbaikan lingkungan, kesehatan, hak asasi manusia, perdagangan internasional, dan isu strategis lain. Selain itu sebagai tempat menimba ilmu, belajar, melakukan penelitian dan riset dan menciptakan teknologi untuk pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan. (Awl/ris)