25 radar bogor

Uji Coba Kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak, Dishub Siapkan Puluhan Personil

Pemberlakukan sistem satu arah (One Way) di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor.

CISARUA-RADAR BOGOR, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor tengah mempersiapkan diri untuk membantu uji coba rekayasa lalu lintas baru di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, dengan sistem kanalisasi 2-1.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Kabid Sarpras) Dishub Kabupaten Bogor Bisma Wisuda menjelaskan, uji coba rekayasa lalu lintas baru dilakukan Satlantas Polres Bogor bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementrian Perhubungan (Kemenhub).

“Kan kemarin (Minggu, red) sudah survey sepanjang Jalur Puncak Bogor,” ujar Bisma kepada Radar Bogor.

Menurutnya Jalan Raya Puncak Bogor merupakan jalan nasional, sehingga kebijakannya berada di pemerintah pusat.

“Tapi kita juga bakal menyiapkan anggota, sebanyal 25 orang nantinya dikerahkan untuk uji coba sistem kanalisasi 2-1.

Sebelumnya, Penerapan uji coba sistem kanalisasi 2-1 yang tengah dalam tahapan kajian Kementrian Perhubungan (Kemenhub) bersama Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor dalam mengurai kemacetan di kawasan Puncak Bogor, Kabupaten Bogor mendapati apresiasi dari Pengamat Transportasi, Budi Arif.

Menurutnya, penerapan sistem kanalisasi tersebut dirasa sangat memungkin dalam mengatasi kemacetan yang kerap terjadi.

Meski demikian, sistem yang tengah dalam kajian itu bukan tanpa resiko. Mengingat, kanalisasi yang dilakukan merupakan pembatasan lajur kendaraan kedua arah di jalur wisata Kabupaten Bogor.

“Pastinya kendaraan akan mengalami antrian yang panjang. Karena, untuk naik ke atas harus dua arah dan turun harus searah, begitu juga sebaliknya,” bebernya.

Meski demikian, Budi meyakini, kanalisasi sistem 2-1 tersebut walau harus mempersempit lajur, dimungkinkan arus lalu lintas bisa terus berjalan normal.

“Mungkin kendaraan ketika padat agak berjalan lambat, tapi tidak stuck. Sistem ini saya rasa bisa mengurangi beban arus lalu lintas yang ada,” ucapnya.

Sambung Budi, ketika sistem tersebut dilakukan, maka pihak terkait juga perlu bekerja ekstra, baik dari segi pengamanan dan penertiban lalu lintas. Maupun gangguan, seperti pencurian perlengkapan jalan.

“Jadi sekarang masyarkat juga harus sadar. Karena kanalisasi itu kan menempatkan water barrier atau cone. Nah kita harus saling menjaga untuk itu, demi kepentingan bersama,” bebernya.

Berkaitan dengan sistem 2-1, lanjut Budi, sistem ganjil-genap dirasa akan lebih efektif untuk membatasi kendaraan yang masuk di kawasan Puncak. Karena, kata dia, melalui larangan plat nomor untuk melintas ke Puncak diyakini bisa mengurangi volume kendaraan. “Saya kira sistem ganjil-genap lebih bisa dilakukan di Puncak Bogor,” pungkasnya. (ded)