25 radar bogor

Memprihatinkan, Warga Tenjo Ini Bertahan Hidup di Gubuk Reot

Gubuk nenek Saeni (60), yang harus bertahan hidup di sebuah gubuk reot berukuran 5×6 meter di Kampung Leuweng Gede RT04/03, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo.

TENJO-RADAR BOGOR, Masih ada saja warga Kabupaten Bogor, yang tinggal digubuk tidak layak huni. Seperti nenek Saeni (60), yang harus bertahan hidup di sebuah gubuk reot berukuran 5×6 meter di Kampung Leuweng Gede RT04/03, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo.

Saeni tidur di ruangan bersama satu anaknya. Meski ditakuti rasa cemas, tidak ada pilihan selain bertahan hidup di rumah yang nyaris ambruk itu.

Sudah tiga bulan, rumah bagian belakang ambruk akibat tiang penyangga tidak bisa menahan beban atap genteng. Nenek lima anak ini sehari-hari jadi petani padi milik warga sekitar.

Semenjak pisah (cerai, red) dengan suaminya 10 tahun lalu dan kini Saeni hidup bersama anak keempatnya. “Ibu saya petani, saya tinggal bersama ibu. Untuk ketiga kakak saya sudah berumah tangga. Dan yang paling bontot kerja di Jakarta,” ucap Ujang (25), anak keempat Saeni, Rabu (11/9/2019).

Ujang sendiri bekerja sebagai tukang pikul di Jakarta. Upah yang ia dapat hanya cukup untuk menafkahi ibunya. Terkadang, Ujang sendiri harus menjual beras dari penghasilian buruh tani. Ujang pun merasa was-was, melihat kondisi rumahnya itu dikhawatirkan ambruk.

“Selain ambruk bagian belakang, setiap sudut sudah mengalami kropos tiang penyangga. Dapur dan ruangan tengah sudah ambruk, tersisa hanya satu kamar, Ibu saya tidur di kamar tengah,” kata Ujang.

Ujang menambahkan, untuk mandi atau keperluan lain, ia mengaku numpang pada sumur tetangga. Apalagi, setelah rumahnya ambruk tiga bulan lalu, ia mengaku jarang tidur di rumah.

“Saya ingin ngebahagian ibu saya, boro-boro buat bangun rumah. Untuk makan saja saya susah, terkadang saya suka tidur di pos kamling,” ucap Ujang.

Orang itua Ujang Saeni, ikut numpang bercocok tanam bersama warga lainnnya. Terkada uang yang dihasil ujang tidak cukup, suka menjual beras ibunya ke tetangganya. “Kalau uang saya tidak cukup ngasih orang tua, kadang saya jual beras ke tetangga,” tandasnya.(cek/pojokbogor)