25 radar bogor

Atasi Pencemaran Sungai Cileungsi, DLH Pasang Nanobubble

Sungai Cileungsi yang menghitam dan keluarkan bau.

CILEUNGSI – RADAR BOGOR, Pasca penutupan saluran air limbah yang berakibat aliran Sungai Cileungsi beberapa waktu lalu berubah hitam pekat lantaran tercemar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor langsung mealokasikan anggaran APBD untuk mengatasi persoalan yang selalu saja dialami sungai tersebut.

Nantinya, anggaran tersebut dipergunakan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memasang nanobubble yang diharap menjadi jalan pintas mengatasi pencemaran lingkungan. Selain itu, di bantaran sungai akan ditanami pohon.

“Dengan adanya anggaran ini bukti Pemkab Bogor serius menanggani pencemaran Sungai Cileungsi, rencananya upaya penangganannya dilakukan dari bulan September hingga akhir bulan November,” kata Kepala DLH Kabupaten Bogor Panji Ksatriyadji, kemarin.

Sementara, Sekretaris DLH Kabupaten Bogor, Anwar Anggana menjelaskan, pemasangan nanobubble akan dilakukan di kedua sungai yang berada di timur kabupaten tersebut.

Anwar menyebutkan, ada lima nano bubble yang sudah dipersiapkan. Dua di antaranya dipasang di Sungai Cikeas, dan tiga lainnya dipasangkan di Sungai Cileungsi, yang berada di tiga wilayah. Yakni, Kecamatan Klapanunggal, Gunungputri, dan Kecamatan Cileungsi.

Fungsinya, kata Anwar, akan mengurangi polusi atau bau yang ditimbulkan akibat limbah yang dibuang oleh sejumlah pabrik. Lokasi pemasangan nantinya, lanjut Anwar, si sekitar sungai yang bermuara ke wilayah Bekasi.

“Fungsi gelembung nano ini agar warga sekitar tidak atau kurang terdampak bau limbah yang ada di Sungai Cileungsi dan Cikeas, dampak dari polusi bau atau udara tersebut warga sekitar kerap pusing dan mual,” terangnya.

Menurutnya, persoalan pencemaran sungai ini harus mendapat perhatian khusus dan tidam dapat dibiarkan begitu saja. Anwat meminta agar seluruh puhakt terkait dapat lebih memperhatikan kondisi sungai dengan persoalan sama di tiap tahunya.

“Sebenarnya Sungai Cileungsi ini pengawasannya wewenang pemerintah pusat maupun provinsi, hingga saya berharap mereka ikut menanggani pencemaran sungai ini seperti layaknya pada Sungai Citarum,” kata Anwar berpesan.

Disamping itu, Anwar pun mengungkapkan, di setiap Rabu dan Kamis pada bulan ini, DLH akan rutin melakukan penutupan saluran air limbah secara permanen terhadap pabrik-pabrik yang tidak memiliki IPAL. “Dua pabrik di setiap harinya. Akan dilakukan selama satu bulan ini,” bebernya.

Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH, Endah Nurmayati menambahkan, DLH kabupaten juga akan melakukan tindak lanjut ke 12 pabrik yang terduga tidam memilimi Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).

Rencananya, DLH juga meminta agar Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) untuk memberikan pelatihan teknis seputar pembangunan IPAL. Agar nantinya, kata dia, hal tersebut dapat diterapkan oleh pabrik-pabrik yang sangat rentan pembuangan limbah.

“Rencananya pada pertengahan Bulan September ini, KLHK akan memberikan pelatihan teknis pembangunan IPAL yang baik kepada manajemen pabrik-pabrik yang lokasinya berada di sekitar Sungai Cileungsi maupun Sungai Cikeas,” tandasnya. (cr1/c)