25 radar bogor

Kesulitan Air Bersih, Warga Pasir Mukti Citeureup Buat 26 Titik Sumur Bor

Warga sedang mengambil air di sungai terdekat yang sudah kering sejak empat bulan yang lalu.
Warga sedang mengambil air di sungai terdekat yang sudah kering sejak empat bulan yang lalu.

CITEUREUP-RADAR BOGOR, Kekeringan yang melanda wilayah timur Kabupaten Bogor tak bisa lagi terus-menerus mengandalkan bantuan.

Warga di sana mendesak pemerintah untuk mencari solusi pasti soal fasilitas air bersih, lantaran kondisi yang sama akan mereka alami kembali saat kemarau datang.

Kepala Desa (Kades) Pasir Mukti, Kamaludin menyebutkan, pihaknya sudah tak lagi meminta-minta bantuan air bersih. Itu sebabnya, dia bersama warga-warganya pembangunan sumur bor yang dilakukan di 26 titik untuk 11.000 jiwa di sana.

“Sudah dibangun 24 sumur bor. Tinggal dua RT lagi yang belum. Inshaallah selesai tahun depan,” kata Kamaludin kepada Radar Bogor, kemarin.

Di wilayahnya sendiri ada enam RW dan 26 RT. Dia mengatakan, warga lebih banyak menyebut agar adanya pembangunan infrastruktur jalan. Padahal, kondisi terkini adalah kurangnya sumber air bersih (SAB).

“Kami berinisiatif pembangunan SAB jadi faktor utama untuk warga saat ini,” bebernya.

Kamaludin menilai, pemerintah seharusnya mencoba untuk turun berkunjung ke lapangan. Sebab, kondisi dan keinginan warga biasanya akan terlihat saat kita mengunjunginya.

Sebab sebelumnya, Kamaludin menguraikan, di wilayahnya hanya ada dua SAB. Satu bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, dan satu lainnya diberikan oleh CSR Indocement.

Ia pun tak menampik, bahwa di awal musim kemarau warga tidak begitu kesulitan mendapatkan air. Namun, seiring berjalannya waktu dan musim kemarau berkepanjangan warga pun semakin mengeluh kesulitan air.

Kesulitan ini dirasakan sejak empat bulan terakhir. Tahun lalu, Warga berbondong-bondong mengantre untuk mengambil air di sumber-sumber tersebut. Kesulitan sangat terasa bagi warga di Kampung Pasir Angin.

“Dua titik belum, karena kami menunggu dana tahapan selanjutnya,” ungkapnya.

Berbeda dengan wilayah di Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, hingga saat ini warga masih memanfaatkan sumber air yang ada di kantor desa. Kades Leuwinutug, Deden Saepul Hamdi menjelaskan, pihaknya masih kesulitan dalam membangun sumur bor.

Padahal, kata dia, sumur bor memang sangat efektif untuk mengadapi musim kemarau. “Masih kesulitan. Sumur bor solusi kemarau,” ungkap Deden.

Hingga kini, selain sumber air yang ada di desa, warga juga masih memanfaatkan sumur bor yang berlokasi di RW03. Sayangnya, bagi warga lainnya lokasi tersebut sangatlah jauh.

Menurut Deden, masih ada tujuh titik yang membutuhkan sumur bor. Dari 17 jiwa warganya, satu sumur bor yang ada dirasa tidak dapat menampung kebutuhan air saat ini.

Deden berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan dana agar pembangunan sumur bor dapat dilaksanakan. “Kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan, agar di musim kemarau selanjutnya masih bisa teratasi,” tandasnya. (cr1/c)