25 radar bogor

Wilayah Timur Masih Kekeringan, Warga Cuci Beras Pakai Air Sungai Kotor

Kemarau
Warga tengah menggunakan sisa air sungai yang sudah kering akibat kemarau. Hendi/Radar Bogor
Warga tengah menggunakan sisa air sungai yang sudah kering akibat kemarau panjang tahun ini. Hendi/Radar Bogor

CITEUREUP-RADAR BOGOR, Hujan yang sempat mengguyur beberapa kawasan Bogor tak dirasakan oleh sejumlah wilayah lainnya.

Seperti yang dialami Kawasan timur Kabupaten Bogor, dimana hingga saat ini masih mengalami kekeringan.

Tak lagi berfikir soal sanitasinya, kini warga Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, mencuci air beras dengan menggunakan air sungai agar bisa dikonsumsi.

Kepala Desa Leuwinutug, Deden mengatakan, ini adalah bulan ketujuh desanya mengalami kekeringan selama tahun ini.

Akibatnya, sebagian warga di desanya itu kerap mengantre air bersih yang diambil langsung dari sumber air yang berada di kantor desa.

“Boleh dicek (aktivitas antrean), warga kalau sore berbondong-bondong mengantre mengambil air di Kantor Desa Leuwinutug,” ujarnya, Minggu (1/9).

Sesuai data yang dimilikinya, Deden merinci ada 17 ribu jiwa dari tujuh RW dan 29 RT yang berada di desanya itu. Selain memanfaatkan air yang ada di kantor desa, warga juga kerap mengambil air yang bersumber dari sumur bor yang berlokasi di masjid di RW03.

Belum lagi, untuk kesibukan sehari-hari seperti mencuci baju, piring dan lainnya, warga lakukan semua di Sungai Cigede. Tetapi Deden menilai, saat ini kondisi debit air di sungai tersebut semakin surut dan kotor.

“Kemungkinan besar jika kemarau masih berlanjut, warga hanya punya satu sumber air, di masjid yang berasar dari sumur bor,” urainya.

Hanya saja, ketika dia menghitung, satu sumur bor sangat kurang untuk menampung seluruh kebutuhan air bersih bagi warga. Deden meminta agar pemerintah dapat menanggapi kesulitan yang dialami warga di wilayah timur kabupaten ini dengan cepat.

Sementara Ketua Karang Taruna (Katar) Desa Leuwinutug, Riyan Pebriyana mengungkapkan, untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, warga hanya dapat mengamb air dari sumber air bersih di masjid RW03.

Air yang diambil dari Sungai Cigede, dipergunakan warga untuk mencuci baju, piring, dan mandi. Mirisnya lanjut Riyan, warga terkadang mencuci beras menggunakan air dari sungai.

“Warga juga dibatasi dalam penggunaan air. Untuk mandi, cuci baju, hingga terkadang cuci beras yang warga memanfaatkan air di sungai Cigede ini,” bebernya.

Menurut Riyan, semakin lama musim kemarau berlangsung, maka semakin banyak pula warga yang akan turun ke sungai untuk memanfaatkan air yang ada di sana. Sebab, beberapa warga pun merasa jarak mengambil air lebih dekat ketimbang ke masjid di RW03.

Ketua FORUM Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bogor, Budi Aksomo berharap, para pengusaha sumber air dapat lebih terbuka dan mengerti bahwa masih banyak masyarakat tmyang membutuhkan air bersih.

“Saya berharap untuk teman-teman sedikit mengerti bahwa di sini banyak masyarakat yang mengalami kekeringan. Syukur kami (BPBD) masuk ke beberapa perusahan sumber air dikasih gratis. Untuk yang lainnya, toh coba langsung turun dan bantu warga,” tandasnya. (cr1/c)