25 radar bogor

DKI Stop Bantuan, Imigran Asal Puncak Berdatangan ke Penampungan UNHCR

Imigran asal Palestina yang kini ditampung di Kabupaten Bogor.
ilustrasi imigran

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pemerintah DKI Jakarta telah menghentikan bantuan kepada ratusan pencari suaka di gedung eks Komando Distrik Militer (Kodim) Kalideres, Jakarta Barat.

Namun para pencari suaka baru dari Puncak, Bogor, malah berdatangan lantaran mendengar kabar bahwa teman-temannya telah diberangkatkan ke negara tujuan.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jakarta yang berjaga di gedung eks Kodim, Iwan, membenarkan bahwa pencari suaka tambahan ter­sebut kebanyakan datang dari Puncak.

“Pada datang dari Puncak, mungkin dikabari sama teman-temannya di sini,” kata Iwan di depan gedung eks Kodim, Minggu (1/9/2019).

Jumlah pencari suaka sem­pat berkurang dari 1.200 men­jadi 500 orang setelah dipin­dahkan pada Jumat dan Sa­btu (30-31/8). Namun, saat ini jumlah pengungsi diper­kirakan mencapai 700 orang lebih.

Artinya, jumlah pen­cari suaka yang baru seba­nyak 200 orang. Selain orang baru, banyak juga pengungsi yang kembali setelah menda­pat bantuan dari badan PBB untuk pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Meski sudah tak dialiri list­rik lantaran genset telah di­tarik, gedung eks Kodim ma­sih ramai oleh pengungsi. Tenda-tenda tempat mereka tidur masih berdiri di dalam bangunan maupun di trotoar depan gedung tersebut.

Anak-anak tampak bermain dengan membakar kertas dan dijadikan obor-obor kecil. Di dalam gedung, penerangan para pencari suaka hanya dibantu dengan lilin. Suasana di dalam gedung terasa panas dan pengap. Tak jarang ny­amuk-nyamuk datang meng­gigit. Para pencari suaka pun mengolesi badan mereka dengan obat antinyamuk atau melindungi badan mereka dengan kelambu.

Ada sejumlah kipas angin besar dan kecil, namun ka­rena tak ada listrik, kipas itu tidak ada yang menyala. Para pencari suaka banyak yang memilih beraktivitas di luar agar tidak kegerahan.

Lima toilet serta satu truk tangki air bersih bantuan dari Pemda DKI yang biasanya berada di belakang gedung pun telah tiada. Hanya terlihat empat unit toilet bantuan dari UNHCR, namun tak bisa digunakan.

Meski begitu, bantuan bagi para pengung­si masih berdatangan. Sejak siang tadi, setidaknya ada dua gelombang kiriman nasi kotak ke gedung eks Kodim untuk pencari suaka.

Iwan mengaku saat ini pi­haknya menunggu arahan dari pemerintah lantaran masih banyak pengungsi yang bertahan.

“Kami menunggu arahan saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah DKI telah menetapkan teng­gat penampungan di eks ge­dung Kodim itu per Sabtu (31/8). Sebanyak 400-an orang telah dipindahkan oleh UNH­CR sejak Kamis lalu. Mereka dibekali uang Rp1,0-1,6 juta per orang atau keluarga se­belum ’dilepas’ begitu saja. (dtk/met/ysp)