BOGOR-RADAR BOGOR,Suasana haru menyelimuti civitas akademika Universitas Pakuan saat prosesi wisuda, Rabu (28/8) lalu. Bahagia yang dirasakan ratusan wisudawan saat itu tak didapatkan Winda Setianingsih, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP.
Winda harus menutup usia jelang momen penting dalam hidupnya itu.
Di lingkungan kampusnya, Winda dikenal sebagai sosok yang aktif, cekatan, supel, dan rajin. Bahkan, jauh sebelum diwisuda, Winda diketahui telah diterima sebagai pengajar di salah satu sekolah di bilangan Bojonggede. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan, Suhendra.
Sedih! Meninggal Sebelum Wisuda, Ijazah Mahasiswi Pakuan Ini Diambil Ayahnya
“Almarhumah lulus sidang, saya sendiri pengujinya. Menunggu masa sidang, almarhumah sudah bekerja menjadi guru. Kata orang tuanya, almarhumah sempat menengok sanak saudaranya di Jawa sana, mungkin karena kecapean dan harus segera mengajar. Dalam perjalanan menuju sekolah, almarhumah mengalami kecelakaan lalu lintas, tertabrak oleh truk dari belakang. Kebetulan almarhumah sehari-hari menggunakan motor,” kata Suhendra.
Peristiwa memilukan itu sendiri, kata Hendra, terjadi beberapa hari sebelum prosesi wisuda dilakukan. Winda sendiri sedianya, sambung Hendra, menjadi wisudawati di gelombang II pada Juli lalu. “Bibinya mengabari saya, almarhumah dalam keadaan koma dua hari sebelum wisuda. Padahal kebaya dan toga sudah disiapkan, saya sampaikan cepat sembuh dan mudah-mudahan bisa mengikuti wisuda di periode selanjutnya, yaitu 28 Agustus lalu,” jelasnya.
Namun, kata Suhendra, nyatanya kondisi Winda tak kunjung membaik, meski sempat menjalani perawatan ke Cimande. Setelahnya, Winda kembali dirawat di RSUD Kota Bogor, dan mengembuskan napas pada awal Agustus lalu.
“Mendapatkan informasi meninggalnya Winda, saya langsung berkunjung. Almarhumah memang orangnya rajin, cekatan, aktif di organisasi juga, banyak kegiatan, banyak teman. Kami sangat merasa kehilangan,” kata Suhendra.
Dikatakannya juga, kepergian Winda, tepat setahun setelah ibunya yang juga lulusan Universitas Pakuan berpulang. Ada penyesalan mendalam di benak Suhendra, Winda mengungkapkan ingin melanjutkan S2 dan sudah meminta formulir.
“Saya sampaikan ke pimpinan fakultas, bagaimana pun juga almarhumah sudah lulus, tinggal diwisuda, ijazah sudah ada, menjadi kebanggaan orang tua mohon diberikan dan rektor menyambut baik, ini hak yang bersangkutan, jadi saya kontak bapaknya untuk hadir saat penyerahan ijazah,” terangnya.(/c)