25 radar bogor

Dibunuh Istri Muda yang Terlilit Utang, Harta Korban Ditaksir Rp30 Miliar

Foto tersangka bersama almarhum semasa hidup.
Foto Aulia Kesuma (AK) bersama almarhum Chandra Purnama alias Pupung semasa hidup. (Istimewa)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Motif pembunuhan terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili, 54, dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana, 23, mulai terungkap. Polisi diperkirakan tidak sulit mengungkap karena otak dari pembunuhan itu adalah istri mudanya sendiri. Yaitu, Aulia Kesuma (AK). Aksi nekat sang istri ditenggarai karena urusan utang piutang.

Semua bermula ketika otak pembunuhan yang tak lain adalah istri muda korban, yaitu Aulia Kesuma kesal atas penolakan suaminya. Aulia kesal karena Edi tak mau menjual rumahnya untuk membantu dia membayar utangnya. Alih-alih mau bantu melunasi utang, Edi malah mengancam akan membunuh Aulia jika coba-coba menjual rumahnya itu.

Pupung tak mau menjual rumahnya karena dia masih punya anak kandung bernama Adi yang tak lain juga jadi korban pembunuhan dalam kasus ini. Rumah itu dimaksud akan diwariskan Pupung ke Adi. Sehingga, dia mentah-mentah menolak permintaan si istri muda.

Foto tersangka pembunuhan, Aulia Kesuma.(Istimewa)

“Keterangan sementara seperti itu. Karena dililit hutang, tersangka AK ini terlilit hutang,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, Rabu (28/8).

AK kesal. Lantas mencari eksekutor untuk membunuh suami dan anak tirinya. Setelah dikontak, kedua eksekutor datang ke ibu kota. Mereka adalah Kusmawanto Agus dan Muhammad Nur Sahid yang sudah ditangkap polisi, Selasa (27/8) kemarin.

Keduanya datang menggunakan travel yang kemudian dijemput Aulia di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Keduanya lantas disuruh Aulia masuk ke dalam mobilnya.

“Dalam mobil, tersangka AK ini sebagai istri (muda) korban ini curhat menyampaikan kepada dua orang tadi inisial A dan S. Curhat kalau dia dililit utang. Dia menjual rumah tidak diperbolehkan, dia diancam (dibunuh korban Pupung). Akhirnya di dalam mobil, deal membantu eksekusi dan membunuh korban dengan perjanjian akan dibayar 500 juta. Ini keterangan pelaku A dan S,” tuturnya.

Rumah milik Pupung di Jalan Lebak Bulus 1 Kavling 129 B Blok U15, RT 03/05 Lebak Bulus, Jakarta Selatan, terlihat cukup besar dan luar. Rumah bercat putih dengan dua pilar berukuran besar pada bagian depannya itu memiliki luas tanah sekitar 500 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 400 meter persegi.

Selain itu, korban juga memiliki lahan kosong seluas 500 meter persegi yang menempel dengan rumah tinggal. Lahan yang disewanya untuk dibangun bengkel dan perawatan sekaligus cuci mobil miliknya saat ini. Faridz, 35, salah seorang tetangga yang juga pemilik Ceramic Pro Platinum Jakarta menaksir harta kekayaan Pupung lebih dari Rp30 Miliar.

“Kalau dibilang dibunuh karena utang piutang kayaknya nggak tepat, bisa diliat asetnya ini, rumah, belum tanah ini. Kalau semeternya Rp 30 juta aja duitnya udah keliatan. Kalau dijual Rp 5 miliar mendingan saya aja, nggak pake lama, langsung saya bayarin,” kata dia.

Rumah Pupung kotor dan tidak terawat. Begitu juga dengan kondisi taman seluas sekitar 30 meter persegi dipenuhi dengan tanaman buah yang dahannya lebat menjulur hingga ke pelataran rumah. Pada sudut taman rumah bertingkat dua berwarna putih dengan dua pilar besar di depannya itu terdapat sejumlah peralatan tenda dan bekas usaha rumah makan milik korban. Besi dan plang papan rumah makan pun terlihat berserakan.

Garis polisi berwarna kuning pun melingkar di pagar hitam rumah mewah korban. Rumah itu tertutup rapat seperti tidak berpenghuni. Tidak ada satu pun orang yang keluar dari rumah tersebut. “Pak Pupung, saya biasa panggil begitu, dia tinggal sama anaknya terus sama istrinya sama anak dari istri keduanya, perempuan. Memang sehari-hari mereka tinggal di situ, nggak kerawat memang, mungkin sibuk,” tambah Faridz.

Oleh karena itu, dirinya mengaku terkejut ketika mendapatkan kabar jika Pupung tewas bersama putranya di Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (26/8). Terlebih ketika melihat pemberitaan jika otak dibalik pembunuhan adalah istri kedua korban. “Orangnya baik, kayaknya nggak pernah ada masalah, sama istrinya juga apalagi, kayak orang biasa aja,” pungkasnya.(pin/JPC)