25 radar bogor

Soal Transportasi Trem, Pengamat : Transpakuan yang Lebih Mudah Saja Gagal

BOGOR-RADAR BOGOR, Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membangun transportasi massal, Trem, di pusat kota mulai menuai sorotan tajam. Salah satunya dari Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno.

Matikan Pengusaha Angkot, Organda Kota Bogor Tolak Transportasi Trem

Menurutnya, Pemkot Bogor lebih baik fokus membangun kembali Transpakuan. Karena, membangun trem jauh lebih sulit. Apalagi harus merevisi juga UU Perkeretaapian, dimana antara jalan raya dengan rel dihindari sebidang.

“Transpakuan yang lebih mudah saja masih gagal, apalagi membangun Trem, yang tentunya kemungkinan akan gagal pula. Andaikan mau serius tata kembali Transpakuan, dengan manajemen yang lebih modern,” ujar Djoko kepada Radar Bogor, Minggu (25/8/2019).

Bakal Ada Trem di Kota Bogor, Bima Arya: Bukan untuk Gantikan Angkot

Jika Pemkot Bogor serius menata Transpakuan, kata Djoko, maka bukan tidak mungkin lima tahun ke depan Transpakuan bisa lebih baik dan sudah bagus dengan tarif lebih murah, mudah dan lebih bisa menjangkau semua kawasan permukiman di Kota Bogor.

Namun, satu hal yang harus dipikirkan betul, yakni masalah social engineering perlu sungguh-sungguh dilakukan. Kata kuncinya bukan masalah teknis, melainkan non teknis.

“Contoh non teknis itu kan bisa melakukan pembinaan, agar para pengusaha angkot ini bisa lebih baik kesejahteraannya dan tidak melakukan pembinasaan terhadap usaha mereka. Tapi upaya seperti ini jarang Pemda mau serius, biasanya dibantu komunitas atau akademisi untuk pendampingan dan sosialisasi,” jelasnya.

Pria kelahiran Pangkal Pinang ini melanjutkan, membangun transportasi umum tidak hanya berpikir membangun sarana dan prasarana saja. Namun, juga ikut memikirkan kelembagaan, pola operasi dan eksternalitynya.

“Trem belum jelas investor dan konsesinya, serta subsidi operasional darimana, harus menyediakan untuk DEPO juga, ditebak saja kira-kira terwujudkah di Bogor ada Trem,” terangnya.

Pria 55 tahun ini sedikit mengambil pengalaman dari beberapa kota yang pernah berurusan dengan Trem. Kurang lebih ada lima kota, yakni Jakarta, Malang, Semarang, Surabaya dan Balikpapan.

Semua angkutan penumpang kecuali Balikpapan lebih untuk mengangkut barang. Namun, saat ini semua Trem di daerah tersebut punah. Lantaran kalah dengan industri otomotif dan kurangnya perhatian pemerintah pada angkutan umum.

Bahkan, di era Presiden Soekarno, Trem di Jakarta dihentikan karena sering terjadi ban becak terselip di lajur trem. Sehingga membuat velg roda becak rusak. “Saat ini hanya ada satu di Solo, itu pun hanya mirip Trem,” kata dia.

Sementara itu, Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna juga angkat bicara atas rencana hadirnya Trem di Kota Bogor.

Menurutnya, sebelum menetapkan pembangunan Trem, maka terlebih dahulu membuat kajian cepat untuk menetapkan kelayakan Trem di Kota Bogor.

Perhitungan kelayakan itu dimulai dari aspek pembiayaan, perawatan dan pemeliharaan dengan tarif yang akan ditetapkan. Jika kerja sama dengan swasta, apakah swasta mampu untung dengan tarif yang akan ditetapkan.

“Kemudian kaji berapa jumlah penumpang yang akan naik, hitung bangkitan dan simpul transport yang akan jadi simpul pelayanan,” jelasnya.

Tak hanya itu, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti ini juga mengatakan bahwa Pemkot Bogor perlu membuat penataan ulang sistem transportasi di Kota Bogor dengan memperhatikan aspek tata ruang yang baru. “Buat rerouting yang pas untuk angkot sebagai feedernya,” tutur dia.

Pengkajian itu, kata dia, perlu dilakukan secara lengkap dan komprehensif. Semua perlu diperhitungkan untuk bisa diimplementasikan.

Jika perlu, Pemkot membentuk tim teknis bersama para ahli dan perguruan tinggi di Bogor. Sehingga hasil kajian akan jadi panduan apakah pembangunan trem ini layak atau tidak.

“Jangan sampai nanti pengalaman LRT Palembang terulang di Bogor, supaya pembangunan yang sudah dikeluarkan anggaran cukup besar, belum mendorong warga mau naik LRT. Trem menarik buat Bogor, tetapi kajian yang lengkap dan konprehensif sangat membantu Kota Bogor untuk menerapkan konsep Trem untuk kebutuhan kedepan,” pungkasnya. (gal/c)