25 radar bogor

Soroti Soal Parkir dan Pedestrian, Pemkot Minta LIPI Tingkatkan Kontribusi

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meminta kontribusi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meningkatkan kontribusinya. Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim ditemui di Gedung Konservasi LIPI, Rabu (21/8/2019).

Dedie meminta kepada LIPI bersama Kota Bogor untuk memikirkan persoalan terkait pengelolaan parkir, serta pedestrian.

“Masih banyak yang harus kita bicarakan, termasuk juga kedepan tolong dipikirkan juga kontribusi LIPI untuk Kota Bogor sebaiknya ditingkatkan juga. Kalau saat ini Kota Bogor mendapatkan 1,1 miliar pertahun dari LIPI, menurut saya dengan indikasi kemacetan dan yang lainnya masih kurang, tolong nanti kita coba minta tambah,” katanya.

Membicarakan terkait Kebun Raya Bogor tengah diajukan sebagai World Heritage Site UNESCO, Dedie menuturkan, antara perencanaan Kota dengan perencanaan Kebun Raya Bogor harus dilakukannya komunikasi yang intensif.

“Kota Bogor mendukung dipilihnya Kebun Raya Bogor sebagai world heritage site oleh UNESCO. Forum seperti inilah yang harus dilakukan untuk menjaga komunikasi. Dengan para ahli, seperti ahli cagarbudaya, serta budayawan yang kemudian nanti perencanaan ini akan mengakomodir seluruh kepentingan-kepentingan tersebut,” kata Dedie.

Dengan masuknya Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage Site, menurut Dedie, nantinya akan ada benefit yang didapatkan oleh Kota Bogor.

“Misalnya wisatawan mancanegara akan datang ke Bogor, ini harus ada antisipasinya dengan kesiapan dari infrastruktur, akomodasi, termasuk sumber daya manusianya,” tambahnya.

Kota Bogor yang memiliki 7 museum di sekeliling Kebun Raya Bogor, kata Dedie, harapnya menjadi penunjang wisata. Sehingga tidak hanya dikenal sebagai kota kuliner saja, namun juga ada wisata edukasi.

“Ada museum pertanian, museum tanah, museum zoologi, museum munasain (museum nasional sejarah alam Indonesia), museum peta, museum kepresidenan kemudian juga ada perpustakaan digital terbaik. Kalau kita ekspos wisata tersebut, implikasinya waktu stay seseorang berwisata di Bogor yang biasanya hanya satu hari nanti bisa menginap. Artinya okupansi hotel naik, kuliner nya juga laku, oleh-oleh laku, jadi efek domino ada pendapatan asli daerah (pad) nya juga meningkat, bisa juga mengembangkan pembangunan di Kota Bogor,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya R. Hendrian, berterimakasih kepada Pemerintah Kota Bogor yang telah mensupport dan dapat mempercepat proses nominasi Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage Site.

“Ini harus dipikirkan bersama, karena walaupun yang dinominasikan itu secara eksplisit Kebun Raya Bogor, tetapi ini sesungguhnya adalah mewakili pemerintah Bogor, juga pemerintah Indonesia. Semoga perencanaan-perencanaan yang ada bisa disinergikan untuk kenyamanan kita bersama sebagai warga Kota Bogor,” ungkapnya.

Dengan diadakannya workshop rencana pengelolaan Kota Bogor Kota Pusaka terintegrasi dengan Kebun Raya Bogor menuju World Heritage Site, serta melibatkan para stakeholder yang berada di sekeliling Kebun Raya Bogor. Hendrian menyebutkan, workshop ke – 5 ini khusus membahas terkait managemen plan.

“Sampai saat ini kita sudah masuk didalam tentative list, itu menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa karena beberapa nominasi yang lain untuk sekedar di tentative list saja membutuhkan waktu bertahun-tahun. Langkah berikutnya, adalah menyiapkan volunteer submission yang insyaallah bisa kita kirimkan ke UNESCO pada akhir september 2019. setelah itu tentu kita mengikuti mekanisme yang berlaku di unesco, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama ada kabar baik untuk nominasi ini,” tandasnya. (wil/c)