25 radar bogor

Puncak Diguyur Hujan, BMKG : Kemarau Terjadi Hingga September

Kondisi kawasan Puncak yang berkabut beberapa waktu lalu.
Kondisi kawasan Puncak yang berkabut beberapa waktu lalu.

CISARUA-RADAR BOGOR, Setelah beberapa bulan dilanda kemarau, Kamis (15/8) sejumlah wilayah Bogor khususnya di Selatan Kabupaten Bogor diguyur hujan deras.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Citeko menyebut perlambatan angin di sekitaran khatulistiwa menjadi penyebab turunnya hujan di musim kemarau panjang.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Cisarua, Asep Firman Ilahi mengatakan, perlambatan angin tersebut menyebakan angin berbelok di sekitaran Jawa Barat dan Banten. Sehingga, kata dia, belokan tersebut juga menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan menjadi tinggi. “Ada faktor regional yang menyebabkan hujan,” bebernya.

Lanjut Asep, hujan yang terjadi bukan pertanda peralihan musim kemarau ke penghujan, meski turunnya hujan tersebut terjadi di sebagaian wilayah Bogor.

Asep menjelaskan, adapun peralihan musim kemarau ke penghujan biasanya di tandai dengan turunnya hujan secara berturut-turut selama 10 hari.

“Hujan di musim kemarau bukan berarti sudah mulai masuk musim penghujan. Kriteria memasuki musim hujan menurut versi BMKG itu ditandai dengan keadaan hujan berturut-turut selama 1 dasarian (10 hari berturut-turut, red), dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya,” terangnya.

Berkaitan dengan musim kemarau, kata Asep, pihaknya memprediksi musim kemarau masih akan dirasakan hingga akhir bulan September 2019. “Musim kemarau ini mulai dari awal bulan Juli 2019, lalu,” ucapnya.

Meski kemarau melanda, Asep menerangkan, secara global cuaca hujan masih terjadi minimal dua kali dalam satu minggu. “Masih ada selingan curah hujan di musim kemarau ini,” terang Asep.

Terkait dengan curah hujan yang masih rendah, Lanjut Asep, beberapa wilayah Bogor mengalami kekeringan. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan akan air, masyarakat perlu bijak dalam penggunannya.

“Sebijak mungkin supaya tidak ke habisan persediaan, dikarenakan kebutuhan air yang terbatas,” pungkasnya. (drk/c)