25 radar bogor

221 SD di Kota Bogor Dicekoki Pendidikan Antikorupsi

AUDIENSI: Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) saat audiensi dengan Wakil Wali Kota Bogor dan Kadisdik Kota Bogor.

BOGOR–RADAR BOGOR,Korupsi menjadi musuh ber­sama. Penyadarannya perlu dilakukan sedi­ni mungkin.

Hal itu melatarbelakangi DPW Perkum­­pulan Kebangsaan Bogor Ra­ya untuk menanamkan pendidikan antikorupsi pada siswa-siswi tingkat Se­kolah Dasar (SD). Organisasi yang su­dah lahir di 24 Provinsi itu menargetkan 221 SD di Kota Bogor mulai melakoninya.

’’Target kita 221 sekolah SD se-Kota Bogor, kita sudah bagi keempat tahap. Tahap per­tama sudah ada 22 sekolah yang se­dang berjalan saat ini,” ujar Ketua DPW Perkumpulan Kebangsaan Bogor Ra­ya, Herliantoni kepada Radar Bogor usai melakukan pertemuan dengan Wa­kil Wali Kota Bogor dan Kepala Dinas Pen­didikan (Disdik) Kota Bogor di ruang rapat Paseban Narayana, kemarin (14/8).

Antoni, sapaan akrabnya mengatakan, ada kesepahaman antara organisasi yang dijalan­kannya dengan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A.Rachim bahwa korupsi bukan­­lah sebuah bu­daya melainkan sebuah penya­kit. Analoginya adalah penyakit kanker yang mematikan. Karena itu bukan tidak mungkin bangsa ini akan sakit dan rusak lalu berakhir pada kematian jika korupsi terus dilakukan.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menga­takan, korupsi meru­pakan pe­nyim­pangan perilaku. Karena itu ketika berbicara pendidikan anti­ko­rupsi, maka masuk ke dalam aspek amanat Undang-Undang Dasar (UUD).

’’Pendi­dikan antikorupsi itu menjadi modalitas guru, guru yang memberikan arahan sikap yang jujur, perduli, dan teladan,” katanya.

Di tempat yang sama, Kadisdik Kota Bogor, Fakhrudin, menga­presiasi tujuan para pemuda yang memadukan pendidikan antikorupsi dari sisi pola hidup sehat, serta mengajarkan pola hidup sehat dengan terbiasa meminum susu yang diberi label susu antikorupsi produk UMKM. Sebab dari situ, diga­lakkan untuk menanamkan sem­bilan karakter antikorupsi, seperti sikap yang jujur, peduli, bertanggung jawab, mandiri, disiplin, kerja keras, sederhana, adil, dan berani.

Disdik Kota Bogor, kata dia, memberikan dukungan dengan membuka ruang seluas-luasnya kepada organisasi tersebut agar menjadi mitra Disdik dalam pendidikan antikorupsi. Selain itu, produk mereka berupa susu antikorupsi yang bukan profit oriented bisa masuk ke sekolah dengan harga yang dikeluarkan UMKM.

’’Ini tidak mencari untung akan tetapi dengan adanya label anti­korupsi itu menja­dikan mem­bentuk mindset agar siswa mengi­ngat anti­korupsi terse­but,” pung­kasnya.(gal/pkl6/pkl7/c)