25 radar bogor

Bima Akui Ada Kesalahan Konstruksi, Pembangunan Mesjid Agung Diundur Lagi

Mesjid Agung
Kelanjutan pembangunan Mesjid Agung masih terkatung-katung.

BOGOR–RADAR BOGOR, Walikota Bogor Bima Arya memastikan ada kesalahan konstruksi dalam pembangunan Masjid Agung. Dengan demikian, proses pembangunan masjid yang berada di Jalan Dewi Sartika itu lagi-lagi diundur.

Kepastian mundurnya jadwal pembangunan Masjid Agung ditegaskan Bima Arya seusai melakukan peninjauan langsung ke lokasi, Kamis (8/8/2019).

Dia mengatakan, pembangunan masjid akan dilanjutkan setelah ada rekomendasi kajian kekuatan konstruksi dari Pusat Penelitan dan Pembangunan (Puslitbang) Perumahan dan Permukiman Kementerian PU.

“Puslitbang Perumkim sekarang akan melakukan proses pengkajian akhir dari konstruksi Masjid Agung ini. Diperkirakan dalam waktu maksimal selama satu bulan, keluar rekomendasi terkait dengan kekuatan konstruksi yang ada disini, kemudian kita akan menyusun DED yang ada,” tegas Bima kepada Radar Bogor.

Sebab, menurut Bima, bisa saja pembangunan Masjid Agung dilanjutkan, namun berisiko. Lantaran dari awal, terdapat kesalahan konstruksi. Namun, sejauh mana kesalahan konstruksi ini, sambung Bima, bisa dikembangkan lagi untuk pembangunan lanjutan.

“Menunggu hasilan kajian dari Prof Arief dan tim, baru kami akan jadikan landasan untuk menyusun revisinya DED yang ada. Akan ada penyesuaian-penyesuian,” lanjut dia.

Tahun depan, masih kata Bima, DED Masjid Agung akan dibuat, lalu segera dibangun dan diharapkan, di 2021 mendatang telah rampung.

“Karena ini yang paling penting safety atau keselamatan dahulu. Nanti revisi desainnya mengacu kepada rekomendasi Prof Arief dan rekan-rekan,” jelasnya.

Analisis awal, kata Bima, akan dilihat titik mana saja yang tidak sesuai. Meski dari awal sudah ditemukan kejanggalan oleh inspektorat Jawa Barat, bahwa ada yang tidak sesuai di lapangan.

“Ini bukan dirombak, tapi disesuaikan, karena kontruksi sudah ada. Jadi bagaimana kontruksi sudah ada, memerlukan pembongkaran atau bagaimana. Jadi kata yang pas penyesuaian pada desainnya,” ungkapnya lagi.

Mengenai alokasi anggaran yang sudah disiapkan Pemkot Bogor untuk melanjutkan pembangunan senilai Rp 15 miliar, Bima memastikan akan mengalokasikan untuk kebutuhan sarana dan prasarana lainnya.

“Anggaran tahun ini yang sudah ada direlokasi ke tempat yang lain dahulu, kemarin sudah ada kesepakatan perubahan di relokasikan. Kebutuhan lain dahulu dan tahun depan dianggarkan kembali,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Litbang Perumahan dan Pemukiman, Arief Sabaruddin menerangkan, pihaknya akan memetakan terlebih dahulu daya dukung bangunan Masjid Agung, sehingga tidak ada yang mubazir konstruksinya.

“Bisa dilanjutkan tanpa ada yang terbuang lagi. Pendekatannya seperti itu, kami tidak akan mengubah tapi melihat daya dukung dahulu. Jadi ada sinkronisasi dengan alun-alun dan blok F, termasuk kereta, karena akan menjadi kawasan ikonik,” paparnya lagi.

Sehingga nantinya, kata Prof Arief, Kota Bogor akan memiliki ikon monumental dan Masjid Agung tidak akan menjadi single building, melainkan kawasan terpadu.

“Tunggu satu bulan. Analisis ini komperhensif, solusinya termasuk pengadaan nanti. Supaya tidak multiyear atau tidak putus-putus. Kalau masalah kesalahannya apa saja, terlalu dini dijelaskan sekarang,” tandasnya. (wil/c)