25 radar bogor

Pencemaran Sungai Cileungsi Dapat Perhatian Pengacara Kondang Hotman Paris

Perwakilan KP2C bersama narasumber dan Hotman Paris Hutapea.

CILEUNGSI – RADAR BOGOR, Pencemaran aliran Sungai Cileungsi mendapat perhatian dari pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.

Hotman pun mengudang Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) untuk membahas pencemaran itu di acara Hot-Room Hotman Paris, belum lama ini.

Untuk kesekian kalinya, Cileungsi kembali menjadi perhatian karena air sungai kembali menghitam di sejumlah titik dengan bau yang sangat menyengat.

Sejumlah warga yang ditemui KP2C mengaku terganggu dengan bau tersebut. Muncul kekhawatiran bau yang merebak hingga ke pemukiman warga itu akan berdampak kepada kesehatan mereka.

Cileungsi adalah sungai yang membentang sepanjang kawasan Kabupaten Bogor hingga Kota Bekasi di Jawa Barat. Sungai ini memiliki luas kurang lebih 26.000 hektare.

“Melihat luas dan vitalnya sungai ini bagi kehidupan dan lingkungan, maka kasus dugaan pencemaran di Cileungsi saya coba angkat ke level nasional,” ujar Puarman kepada Radar Bogor, Rabu (31/07).

Dalam acara tersebut, Puarman mengatakan, sejumlah narasumber tampil di antaranya, M.R. Karliansyah, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Prigi (Ecoton) dan Harsanto, Peneliti/Pengajar Hukum Lingkungan dari UI, Nursadi.

Tentu saja, tampilnya KP2C dalam program HOT-ROOM Hotman Paris sekaligus menandai kiprah KP2C yang semakin menasional.

Dari tadinya sebuah komunitas yang memberikan peringatan dini tentang tinggi hulu muka air sungai Cileungsi dan Cikeas, berlanjut sebagai komunitas yang memberikan edukasi tentang kedua sungai pada warga terdampak banjir, hingga kini ikut aktif menjaga kelestarian sungai dari pencemaran.

“Kami tetap berkomitmen bergerak di tiga isu lingkungan tersebut, dengan tetap fokus pada kegiatan pemberi informasi tentang tinggi muka air di hulu sungai. Namun, kami membuka diri terhadap kegiatan lain dan siap bermitra secara konstruktif terkait dengan sungai dan lingkungan hidup,” imbuh Wakil Ketua KP2C, Sancoy.

Ia pun mengaku, hingga saat ini masih menunggu pihak DLH mengumumkan pabrik mana yang menjadi pelaku pencemaran sungai untuk ke sekian kalinya. “Kita masih tunggu pengumumannya terkait siapa pelaku pencemaran,” paparnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Budi Lukman mengatakan hingga saat ini belum diketahui limbah yang mencemarkan air Sungai Cileungsi itu dari pabrik mana. Pihaknya saat ini tengah menunggu hasil lab dari sampel air, yang diambil beberapa waktu lalu.

“Kalau disebut ketemu ya belum ya. Kan diduga ada data beberapa perusahaan yang dulu juga melakukan pencemaran di sungai itu. Nah untuk yang sekarang belum diketahui karena masih proses lab,” kata Budi.

Proses lab, kata dia, membutuhkan waktu selama 14 hari agar dapat mengetahui limbah tersebut berasal dari pabrik apa. Dia memperkirakan, hasilnya akan terlihat pada 4 Agustus mendatang. Budi mengaku masih meragukan air sampel yang diambil pada Minggu (21/07) lalu.

Sehari kemudian, pihaknya kembali lagi ke sungai dengan membawa pihak ketiga yang lebih berkompeten dalam pengambilan sampel.

“Saya dapat laporan takutnya saat pengambilan sampel pertama itu kurang independent. Jadi sehari setelahnya kita ambil sampel lagi dengan pihak ketiga yang terakreditasi,” terang Budi.

Menanggapi penindakan lebih tegas kepada pelaku, Budi menuturkan, saat pelaku diketahui maka ia pun tidak segan untuk menindak tegas.

Namun, hal itu dilakukan juga dengan melihat SOP yang ditentukan terkait kasus-kasus pencemaran seperti itu. “Kita juga kan tidak bisa langsung memukul rata. Ada jalur yang harus ditempuh,” paparnya. (cr1/c)